Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2011

Fait D'Excuse Dalam Pekerjaan

Kembali penulis melakukan analogi antara konflik di dalam lingkungan pekerjaan dengan istilah hukum. Kali ini penulis mengangkat tentang istilah hukum pidana "Fait D'Excuse" yakni hal-hal yang dapat membebaskan atau memaafkan pelaku atas tindak pidana yang dituduhkan kepadanya. Ada beberapa hal dalam KUHP yang mengungkap alasan kenapa seseorang dapat dibebaskan dari tuduhan tindak pidana. Namun artikel ini tidak akan membahas hal tersebut. Korelasi yang ingin ditunjukkan oleh penulis adalah antara pelanggaran aturan dalam lingkungan pekerjaan yang dapat dimaafkan. Dalam suatu pekerjaan, penulis memiliki keyakinan bahwa tipikal executive yang memilih aman dengan selalu patuh pada rule, memperhatikan arahan dan melakukan semua seperti arahan yang diperintahkan atasan biasanya akan bekerja lebih lambat daripada yang suika mencari alternatif dalam penanganan suatu pekerjaan dan menemukan gayanya sendiri dalam bekerja. Hal ini bermaksud diorientasikan untuk hal-hal yan

Garage Sale Untuk Panti Gotong Royong

Setiap kali pulang dari beraktivitas rutin setiap harinya seperti bekerja, pasti ada saja momen yang dirindukan yaitu menyenangkan diri sendiri bagi para lajang. Berbeda dengan mereka yang sudah menikah, keinginan untuk menemui istri dan buah hati menjadi faktor utama ketika pekerjaan telah dirampungkan di hari tersebut. lalu, bagaimana cara para lajang menyenangkan diri mereka di waktu-waktu senggang? Baik, saya dengan beberapa rekan lain mungkin sering membutuhkan ruang untuk bersenang-senang dengan cara hura-hura. Tidak ada yang salah, apalagi selama ini kami sudah berusaha keras untuk menjadi mandiri.       Awal bulan Oktober 2011 ini, dengan dibantu beberapa rekan, kami mencoba mencari cara untuk menyenangkan diri dengan cara yang berbeda. Mengumpulkan pakaian dan pernik yang masih layak pakai, lalu kami jual secara Garage Sale untuk hasil penjualannya akan disumbangkan.       Rental komputer Dot.Co milik rekan saya Ratih Kusuma Dewi menjadi pilihan untuk digunakan seba

Korupsi dan Pemiskinan Perempuan dalam "Lagu Duka Kali Garing"

Sejak Ibu Kartini tidak pernah lelah memperjuangkan emansipasi wanita hingga akhir hayatnya dan kata-kata Habis Gelap Terbitlah Terang begitu menginspirasi gerakan para perempuan, sekarang memang tampak sudah banyak perempuan yang tampak mampu mensejajarkan dirinya dengan pria dalam banyak hal seperti karir, menyatakan pendapat dan lain sebagainya. Namun fenomena yang seperti penulis sampaikan tersebut akan terdisonansi apabila menonton refleksi tentang kehidupan perempuan yang terekam dalam film “Lagu Duka Kali Garing” yang bercerita tentang korupsi dan perempuan.     Terlihat gambaran kehidupan keluarga miskin, si istri memasak dengan kayu dan si suami bekerja sebagai buruh, itulah yang diungkap dalam film ini. Bahasa yng lugas juga disampaikan ketika si suami mengeluh kenapa si istri bisa hamil lagi padahal mereka sudah tidak mampu untuk mencukupi kehidupan anak-anak mereka, si istri hanya bisa menjawab bahwa bagaimana tidak hamil apabila sehabis notnon televisi di malam ha

ANAK CERDAS = ANAK PAHAM TEKNOLOGI ?

Apa yang ada di pikiran orang tua jaman sekarang tentang kecerdasan anaknya? Apakah mengenal teknologi sejak dini? Sebenarnya, apakah relevan apabila penguasaan teknologi dikaitkan dengan kecerdasan terutama anak? Sebelum kita sama-sama menjawab pertanyaan tersebut, penulis ingin menyampaikan tentang pesan apa yang terlihat dalam iklan susu anak-anak Procal Gold.     Dalam iklan susu Procal Gold, bisa kita lihat seorang anak usia balita sedang bermain dengan ipad dan juga ikan di dalam aquarium. Pada bagian akhir iklan tersebut ditunjukkan bahwa si anak berhasil menggunakan ipad sebagaimana fungsinya (dalam hal browsing gambar) dan bukan lantas mencelupkan Ipad tersebut ke dalam aquarium sebagai bagian dari hiasan aquarium. Korelasi yang ingin dimunculkan di sini menurut penulis adalah produk susu tersebut mampu meningkatkan kecerdasan balita dengan ditunjukkan kepiawaian si balita dalam mengoperasikan Ipad sebagai contoh produk berteknologi mutakhir.     Seolah-olah, iklan tenta

Institusi “Popol Vhu” Yang Terusik Propaganda Media Massa

Dedikasi terhadap kemajuan Negara tidak memandang pamrih, rela berkorban dan selalu mengupayakan yang terbaik untuk kemakmuran bersama. Setidaknya menurut penulis, Hugo Chavez, presiden Venezuela saat ini mengacu pada prinsip-prinsip sosialis untuk mewujudkan sikap tersebut. Bagaimanapun juga, penerapan prinsip-prinsip yang dilakukan oleh seorang pemimpin Negara tidak menutup kemungkinan memunculkan disonansi dalam persepsi masyarakat, apalagi bila media massa memegang peranan dalam eksplorasi disonansi persepsi masyarakat terhadap apa yang menjadi kebijakan pemimpinnya tersebut.    Awal dikenalnya Hugo Chavez adalah ketika muncul kudeta yang erinspirasi oleh Simon Bolivar, seorang tokoh pembebasan yang memperjuangkan kemerdekaan Venezuela dari penjajahan Spanyol dan menyatukan Amerika Latin, sebuah kelompok perwira junior yang berpangkat Kapten membentuk Pergerakan Revolusioner Bolivarian 200, atau MBR-200. Kelompok ini terdiri dari Felipe Acosta Carlos, Jesus Urdaneta Hernandez

Gentayangan Via HandPhone

Tidak ada hal yang menyeramkan tentang gentayangan di dalam artikel ini. Gentayangan di sini justru menebarkan sensasi pedas bagi masyarakat yang menginginkan untuk bertemu sosok gentayangan tersebut. Sebutlah Jendral Maicih, reseller keripik pedas yang berasal dari Bandung yang hanya gentayangan pada waktu-waktu tertentu dan tempat-tempat tertentu di beberapa kota besar di Indonesia antara lain; Bandung, Jakarta, Yogyakarta, Surabaya dan sebagainya. Sekalinya para jendral tersebut gentayangan maka icihers (sebutan bagi penggemar keripik maicih) akan langsung menyerbu hingga membentuk antrian yang panjang untuk membeli keripik tersebut.     Sebelum membahas tentang bagaimana cara pemasaran keripik maicih, sedikit penulis sampaikan tentang awal mulanya bisnis ini. Adalah Reza Nurhilman yang akrab disapa Axl telah mendapatkan resep keripik pedas dari neneknya pada tahun 2007 lalu. Akhirnya brand Maicih mulai dipasarkan pada Juni 2010 dan setelah setahun pemasarannya, telah dic

Apa Kata New York Tentang Cinta?

Year after years, thousands of twenty something girls arrive to New York for the reason of two – L – Labels and Love… When trends always come and go, but friendship is never out of style” Carrie Bradshaw, seorang jurnalis gaya hidup majalah Vogue adalah sentral dari serial Sex & The City yang beredar luas di dunia pada tahun 1998-2004 dengan lisensi penayangan oleh HBO (Hollywood Box Office). Carrie-lah yang terus menerus mengucapkan kata-kata yang seperti tercantum di atas pada awal dan akhir serial tersebut berlangsung. Berawal dari tema besar yang diusung oleh Sex & The City tentang cinta dan gaya hidup di Manhattan-New York, penulis sajikan ulasan yang menyampaikan doktrin cinta dan korelasinya dengan propaganda budaya populer.             Sebuah teori menarik tentang cinta yang dikemukakan oleh Robert Sternberg, cinta adalah sebuah kisah yang ditulis oleh setiap orang. Kisah tersebut meref

Feminisme Di Balik Abaya & Niqab

  Tercipta memiliki kecantikan, itulah perempuan. Sebagaimana kecantikan yang sudah melekat padanya semenjak lahir, dalam Islam, perempuan disebutkan memiliki tiga perhiasan yang melekat dalam dirinya. Tiga perhiasan itu adalah; perhiasan jiwa, perhiasan jasmani dan perhiasan eksternal. Perhiasan jiwa seperti ilmu dan keimanan, perhiasan jasmani adalah kekuatan dan penampilan fisik serta perhiasan eksternal seperti harta dan kekuasaan. Sesuai kodratnya, pada dasarnya setiap perempuan menyukai berhias dan perhiasan. Tidak hanya perhiasan jiwa dan jasmani saja yang ingin mereka lengkapi, melainkan juga perhiasan eksternal yang akan mampu membuat mereka tampak punya kuasa atas peran mereka sebagai perempuan. Kuasa itulah yang dalam tulisan ini penulis sebut sebagai feminisme. Seperti diberitakan dalam harian Republika edisi Kamis, 23 Juni 2011, 40 wanita Arab mengampanyekan program Women2Drive sebagai upaya membebaskan hak perempuan Arab mengem

(Not) The Last Supper

Seperti mengalami déjà-vu ketika melihat poster film berjudul Surplus di atas. Iya, konfigurasi pose dalam poster itu mirip dengan lukisan tentang Yesus dengan ke-dua belas muridnya yang dilukis oleh Leonardo Da Vinci berjudul The Last Supper (Perjamuan Terakhir). Namun, makna yang terkandung dalam film Surplus yang menyajikan George W. Bush sebagai central dalam gambar posternya, tidaklah menyajikan sesuatu tentang “perjamuan terakhir”. Film ini justru menyajikan serangkaian perjamuan yang dirangkai sedemikian rupa untuk memegang kendali kehidupan masyarakat global. Surplus diarahkan oleh Erik Gandini, diproduksi oleh Atmo untuk SVT 2003 dengan dukungan dari Institut Film Swedia dan Film Nordic dan TV-Fond;. Difoto oleh Carl Nilsson & Lukas Eisenhauer; diedit oleh Johan Soderberg; menampilkan John Zerzan, Kalle Lasn, Bill Gates, Steve Ballmer, George W. Bush, Fidel Castro, Tania, Svante Tidholm; ditembak di Genoa (Italia), Shanghai, Alang (India), Amerika Serikat, Kuba, Buda

Motivasi "Plastic" Pembentuk Mental Masokis Bangsa

Saya memang sempat menjadi narrow minded dengan kata masokis yang sepemahaman saya hanya sebatas gangguan psikologis dalam hal seksualitas. Namun secara filsafat, masokis tidak hanya sebatas itu meski tetap mengacu pada merasa nyaman dan nikmat dengan mendramatisasi penderitaan diri.      Sebuah hal yang lucu menurut saya ketika melihat rekan saya menanggapi tayangan Jika Aku Menjadi sebagai sebuah tayangan yang memotivasi. Sungguh, bagian mana yang memotivasi coba? Apakah kita rela dan tega melihat nenek-nenek tua memanggul batu di atas kepalanya tapi justru diatur oleh script, disyuting dan dipertontonkan dihadapan jutaan warga negara Indonesia demi profit yang berlipat-lipat? Tidak ada yang bisa dijadikan cerminan di sini kecuali ketika kejadian tersebut kita lihat secara fakta di alam nyata disekitar kita, bukan dari dunia virtual yaitu televisi. no real reality show shown in TVs.     Tergelitik juga dengan sebuah tayangan dialog motivasi di sebuah TV swasta yang terke

Berawal Dari "Harap Bayar Di Muka!"

            “Harap Bayar Di Muka!” Tulisan itu terpampang di meja kasir dan beberapa dinding di warung angkringan ini. Dua temanku, Bhrata dan Bayu yang datang dari Malang ingin merasakan sensasi kuliner tradisional Jogja, apalagi yang menurutku khas Jogja dan merakyat selain angkringan? Warung angkringan ini terletak di pusat kota Jogja, berada di areal keraton, terdiri dari dua gerobak; satu berisi sayur dan makanan berat serta lauk dan yang satunya lagi berisi jajanan. Di angkringan ini juga bisa memilih minum dengan gula batu atau gula pasir biasa. Sensasi itulah yang ingin dicari oleh dua orang temanku yang merasa menjadi turis asing di Jogja tersebut. Tapi, begitu kami masuk ke warung itu dan disodori tulisan “Harap Bayar Dimuka” langsung menjadi pergunjingan kami sembari membayangkan uang seratus ribu rupiah kami tempelkan tepat di muka si penjual angkringan, kalau penjualnya marah tinggal kami jawab “kan bayar di muka Pak?” Tapi l