Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2014

Politic Finesse

Kita sering mendengar pepatah “ bila ingin abadi, tulislah sebuah buku”. Sedikit menimpali pepatah tersebut, penulis memiliki pemahaman baru mengenai “keabadian” yakni “jika ingin abadi, berpolitiklah”. Kesannya memang begitu empiris-materialis sekali. Namun jangan berprasangka buruk terlebih dahulu. Mari kita kaji substansi dari politik dan membuat nama seseorang menjadi seolah-olah abadi meskipun dia sudah mati. Kodrat manusia sebagai mahluk sosial (homo homini socious) memang benar adanya, namun tidak dipungkiri politik akan menjadi bumbu di dalamnya. Politik tumbuh menjadi momok bagi publik karena pelaku politik yang menjalankan misi homo homini lupus atau manusia adalah serigala bagi sesamanya telah membuat politik yang semula sebagai seni bersosialisasi menjadi senjata dalam bersosialisasi. Penulis coba kutip pemikiran dari St. Thomas Aquinas yang mengembangkan pemikiran Aristoteles mengenai dasar filsafat politik adalah alam (nature): ... semua makhluk dalam t

Public Relation: Bina Relasi Dengan Publik Mana?

Stigma yang berkembang di masyarakat saat ini mengenai peran seorang praktisi Public Relation masih banyak didominasi oleh perannya di kalangan publik eksternal. Padahal apabila melihat bagan yang disampaikan penulis di atas, banyak alur komunikasi yang perlu dijaga seorang praktisi PR di lingkup publik internal dengan rincian sebagai berikut: Publik Internal: Pemegang saham: tugas PR terhadap pemegang saham adalah menyelaraskan keinginan antar pemegang saham terhadap misi perusahaan untuk meraih visi Direktur: tugas PR terhadap level direktur adalah mampu menjadi perwakilan direksi dalam menyampaikan keputusan perusahaan Manager: tugas PR terhadap para level manajerial adalah menggali informasi mengenai conflict of interest di antara staf dan bersama-sama para manajer mencari solusi atas hal tersebut Staf: tugas PR di antara staf adalah lebih kepada monitoring motivasi Pemerintah: tugas PR sehubungan dengan pemerintah adalah memah

Berlo: Ketika Komunikasi Tidak Hanya Soal Berbicara

Dalam berbagai ruang lingkup pergaulan, baik di dunia kerja, dengan teman maupun keluarga, sering kita dengar bahwa komunikasi adalah kunci utama dalam membina sebuah hubungan. Lalu, apakah komunikasi hanya melulu soal berbicara?                 Penulis mencoba mengangkat teori model komunikasi menurut David K. Berlo. Penulis mencoba mengangkat teori model komunikasi menurut David K. Berlo. Melalui pemikirannya tentang model komunikasi, David K. Berlo mengungkapkan bahwa komunikasi itu saluran yang digunakan tidak hanya berpaku pada sebuah dialog atau tulisan saja. Pada model komunikasinya, Berlo menyampaikan bahwa terdapat unsur-unsur utama komunikasi yang dikenal dengan SCMR, yaitu Source (sumber), Channel (saluran), Message (pesan), dan Receiver (penerima). Selain 4 unsur utama tersebut, kelengkapan sebuah komunikasi juga didukung tiga unsur lain, yaitu Feedback (tanggapan balik), Efek , dan Lingkungan. Kolaborasi antar unsur itulah yang bagi Berlo akan mampu menyajikan sebua

Men Endorser Magnum Vs Haagen Dazs

Banyak sekali kini brand yang melakukan leveraging market baik yang secara soft maupun hard. Seperti es krim yang baik oleh Magnum maupun Haagen Dazs bisa dirubah imej-nya bahwa es krim tidak hanya sebagai konsumsi anak-anak. Awalnya, justru positioning Haagen Dazs maupun Magnum memang diarahkan untuk target perempuan muda-dewasa yang menurut asumsi penulis di kisaran usia 20-35 tahun.       Kini, dua brand es krim ini (yang didahului oleh Haagen Dazs) mencoba berani memunculkan endorser sosok pria muda-dewasa. Awal tahun 2014 ini, penulis agak kaget ketika mengunjungi sebuah pusat perbelanjaan terbesar di Yogyakarta, melihat tampang Bradley Cooper telah memenuhi wall cover di outlet Haagen Dazs, padahal sebelumnya dihiasi oleh model cantik dengan rambut panjang bergelombang. Beberapa minggu kemudian, penulis mendapati TV Commercial Haagen Dazs yang menceritakan si pria yang sangat menyukai es krim ini digoda oleh seorang perempuan yang ternyata hanya ingin merebut es krim d

Batik Chic: Merk Lokal Yang Co-Branding Dengan Brand Dunia

Seindah-indahnya pekerjaan impian, akan terasa lebih nikmat apabila menjalani bisnis sendiri. Hal itulah yang telah dialami oleh Novita Yunuz, pengusaha yang mencintai budaya lokal berwujud karya seni batik. Novita telah menggeluti profesi impiannya sebagai seorang banker selama sebelas tahun, she did love her job , hingga dia sadari banyak waktu berkualitas yang dia lewatkan bersama keluarga. Berdasar kecintaannya pada Batik, akhirnya pada April 2010, Novita membuka gerai pertama "Batik Chic". Kini Novita telah menemukan bisnis yang sesuai dengan passion-nya dan tetap menghargai ilmu yang didapatnya selama sebelas tahun menjadi banker. sumber gambar: http://www.u-fm.com/whats.on.you/detail/86/batik.chic              Perjalanan karir Novita Yunus dalam pengembangan bisnisnya ternyata memiliki jenis passion yang sama dengan yang ditawarkan oleh Oriflame kepada konsultannya yaitu "lebih nikmat menjalani bisnis sendiri". Hal ini menjadi sisi menarik bagi Ori

U Know U Love Me: XoXo

Rumor, sebuah fenomena yang tanpa disadari tumbuh sebagai sosok yang dicinta oleh khalayak yang terutama sangat mudah merebak (rapid) di dunia maya di kalangan netizen. Penulis jadi teringat dengan novel serial karangan Cecily Von Ziegezar yang juga telah dijadikan serial TV berjudul "Gossip Girl" yang menjadikan rumor sebagai komoditi untuk stabilitas eksistensi diri para tokohnya. Ternyata rumor yang jadi komoditi di cerita tersebut tidak hanya mempengaruhi eksistensi objek dari rumor tersebut saja, mengingat rumor tidak seru tanpa pengikut (follower), jadilah rumor yang berpengaruh terhadap semua pergerakan publik yang menjadi target komunikasi dari rumor itu.        "U Know U Love Me: Gossip Girl" menjadi semacam salam penutup bagi si penguntit (stalker) kehidupan para sosialita di serial ini ketika membagi rumor ke khalayak dan dia memiliki tanda tangan berupa tanda "XoXo". Kata "U Know U Love Me" seperti menunjukkan bahwa publik suka

Seksualitas Dalam Iklan Dior Homme

      Sophistication merupakan kemasan utama yang ingin disajikan pada produk parfum Dior Homme, itulah sebabnya kenapa produk Dior Homme selalu menyajikan endorser pria-pria dengan gaya rapi dengan menggunakan setelan jas dan sepatu fantofel layaknya yang ditampilkan pada endorser sebelumnya seperti Jude Law dan yang terkini Robert Pattinson. Melalui tampilan model yang elegan memberi maksud pada auidens bahwa Dior Homme merupakan produk yang sesuai dengan pria-pria elegan: menyukai setelan klasik, mobil dengan tampilan berkelas dan tentu saja penampilan pribadi menggoda. Parfum sendiri tampil sebagai sebuah produk yang mampu membuat pemakainya tampil lebih bergaya melalui aroma yang dipancarkannya. Aroma yang muncul dari tubuh seseorang juga dapat memunculkan imajinasi bagi orang lain yang menciumnya termasuk imajinasi yang berhubungan dengan kegairahan seksual seperti yang diungkapkan teori Freud berikut: " Dari mana datangnya ketegangan seksual yang mu

Tipe Konsumen Berdasar 5 Karakter Anak Dalam Cerita "Charlie & The Chocolate Factory"

Benar memang bila pepatah mengatakan bahwa "pelanggan adalah Raja" namun, raja seperti apakah pelanggan yang kita sebagai orang marketing hadapi sehari-hari? Pelanggan memang bagian dari konsumen, tentunya sebelum menjadi pelanggan, mereka adalah konsumen kita terlebih dahulu. Melalui tulisan ini, penulis ingin mengajak pembaca blog ini untuk mengenali tipe konsumen berdasar 5 karakter anak dalam cerita "Charlie & The Chocolate Factory".  Augustus Gloop Tipe Konsumtif - Ini adalah tipe konsumen yang tidak peduli berapa harga dan kualitas produk kita, kalau menurutnya layak dia konsumsi maka dia akan membelinya tanpa pertimbangan apapun. Konsumen tipe ini, membeli produk hanya untuk kepuasan belaka. Misal seorang shopaholic yang memang dia akan terus belanja tanpa suatu alasan apapun, dia hanya suka belanja, that's it! Tips mengahadapi konsumen seperti ini, tawarkan diskon-diskon menarik dan tetap jangan lupa sampaikan value dari produk kita

Seberapa Pantas “Ayo Memilih” Disebut Iklan Layanan Masyarakat?

Pesta demokrasi: demikian pemilu 2014 yang berlangsung 9 April 2014 kemarin disebut. Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya arti sebuah pesta demokrasi bernama pemilu, dibuatlah iklan layanan masyarakat untuk mensosialisasikan agenda ini. “Ayo Memilih” adalah kampanye yang diciptakan pemerintah untuk mensosialisasikan pemilihan Umum 2014 ini. Kampanye ini divisualkan dengan maskot kotak suara yang memiliki anggota tubuh layaknya manusia dan tanpa ketinggalan kelingking berwarna ungu yang berarti sebagai symbol masyarakat yang sudah menggunakan hak suaranya dalam pemilu.      Dalam kampanye “Ayo Memilih” ini, kemudian dibuatlah beberapa jenis iklan yang memiliki tema sama dengan kampanye utamanya yaitu “Ayo Memilih”. Tujuannya supaya masyarakat dapat terus teringat mengenai arti pentingnya menggunakan hak suara dalam pemilihan umum. Beberapa iklan layanan masyarakat dengan tema “Ayo Memilih” untuk Pemilihan Umum 2014 ini antara lain adalah:            

Social Marketing & Anti Poverty

World Bank menyampaikan hal seperti berikut: kemiskinan adalah hal yang butuh penanganan. Hal ini berarti perlu penanganan dari si kaya terhadap si miskin. Penanganan terhadap kemiskinan merupakan sebuah panggilan supaya lebih banyak orang lagi dapat merasakan cukup makan, mendapat tempat berteduh, pendidikan layak, kesehatan terjamin, perlindungan terhadap kejahatan dan memiliki hak untuk bersuara.             Saatnya kita melihat apa yang ada di sekitar kita, masih banyak sekali kemiskinan yang belum tertangani dengan baik. Philip Kotler dan nancy R. Lee dalam buku mereka yang berjudul “Up and Out of Poverty: The Social Marketing Solution” menyampaikan fokus pada aspek-aspek upaya penanggulan kemiskinan secara spesifik pada kelaparan, penyakit, pendidikan yang kurang layak, perencanaan keluarga, ketersediaan air bersih dan beberapa hal lainnya.             Sehubungan dengan isu tersebut, pengembangan pemasaran sosial diperlukan melalui integrasi konsep, sarana dan penerapann