Langsung ke konten utama

Apa Co-Creation Cosmetics Pilihan Netizen?



Tidak dapat dipungkiri jika penampilan selebritis yang memukau akan membuat publik terpesona dan cenderung menginginkan penampilan seperti mereka. Berdasar insight itulah, banyak pemilik brand kecantikan melakukan co-creation yakni memunculkan rangkaian seri produk tertentu yang disejajarkan dengan citra selebritis yang dianggap sesuai dengan konsep produk kecantikan tersebut.

Berdasar data penelitian yang disusun oleh JAKPAT, terdapat 5 produk kosmetik dengan co creation terfavorit versi Netizen di sepanjang 2018. Berikut akan diulas satu persatu oleh Ardhi Widjaya & Co - PR & MarComm Consulting.

1. Maybelline - Gigi Hadid
Meski co-creation antara Nature Republic dan EXO sempat heboh, namun ternyata posisi pertama yang difavoritkan netizen adalah kolaborasi antara Maybelline & Gigi Hadid. Trend riasan yang disajikan dalam co-creation ini dari segi desain dan detail dari ketiga koleksi rias Maybelline ini mengungkap kisah kehidupan Gigi Hadid dan transisi gaya hidupnya dari Los Angeles ke New York City. Ternyata, kekasih Zayn Malik ini dianggap paling inspirasional bagi netizen Indonesia dari segi tata riasnya.

2. Kylie Cosmetics - Kim Kardashian
Istri Kanye West ini dipercaya membawakan co-creation Kylie Cosmetics untuk lipstik nude series KKW. KKW dari Kylie Cosmetics Crème Liquid Lipstick Collection memiliki cakupan warna yang tipis hingga sedang yang dapat berpadu cantik berdasarkan intensitas bibir yang diinginkan perempuan muda-dewasa Formula crème unik ini mengandung bahan pelembab untuk hasil yang mewah dan lembut. Memberikan kilau alami dan terasa sangat ringan di bibir.

3. Etude - Red Velvet
Girl Band Korea "Red Velvet" pada awal 2018 dipercaya untuk mengusung brand Lipstic Matte produksi Etude House. Matte Chic Lip lacquer tersebut memiliki lima varian yang diminati netizen remaja dan diberi nama sesuai nama personel Red Velvet yakni Irene Red, Seulgi Burgundy, Yeri Pink, Joy Grapefruit dan Wendy Brown.

4. Nature Republic - EXO
EXO sudah beberapa tahun terlibat kontrak co-creation dengan Nature Republic. Meski personil grup musik ini adalah laki-laki namun peminat produk skin care dan kosmetik-nya dari kaum hawa sangatlah banyak.

5. Elshe Skin - Tasya Farasya
Kita boleh berbangga ketika produk lokal juga menjadi unggulan netizen. Co-Creation produk skin care dari Elshe Skin dengan beauty social media influencer Tasya Farasya mampu memukau banyak penggemar dunia kecantikan di Indonesia. Co-Creation untuk produk ini menampilkan seri matte lipstick dengan warna nude collection. 

Komentar

Anonim mengatakan…
I have been exploring for a bit for any high quality articles
or blog posts in this sort of area . Exploring in Yahoo I
ultimately stumbled upon this site. Studying this information So i am
satisfied to exhibit that I've an incredibly good uncanny feeling I discovered just what I needed.
I so much for sure will make sure to don?t put out of your mind this web
site and give it a glance on a constant basis.

Postingan populer dari blog ini

SOCIAL JUDGMENT THEORY OLEH MUZAFER SHERIF

Apa yang muncul dalam benak Anda ketika mendapatkan tawaran kredit 0% dari sebuah produk kartu kredit? Bisa macam – macam, mulai dari muncul pertanyaan “Do I need this?”, nanti kalau terlambat pembayaran bunganya akan membumbung, kok bisa bunga 0%? Ah jadi curiga sama banknya nih, bagus dan menarik (sekedar pernyataan begitu saja) atau malah “Aku mau!”. Dari beberapa frasa tersebut, mana yang menurut Anda paling sesuai dengan diri Anda? Dengan begitu, dapat diketahui mengenai Teori Penilaian Sosial (Social Judgment Theory) yang muncul dari perspektif Anda tentang kredit bunga 0% kartu kredit tersebut. Social Judgment Theory (selanjutnya disebut SJT) dipopulerkan oleh Muzafer Sherif, seorang psikolog yang berasosiasi dengan Oklahoma University (meninggal 16 Oktober 1988). Teori ini berarti sebuah penilaian atau pertimbangan atas pesan yang diterima dengan membandingkannya terhadap isu terkini. EGO LATITUDES: ACCEPTANCE, REJECTION & NON COMMITMENT Ungkapan – ungkapan

Langkah Forriz Hotel, Sejalan Dengan Perkembangan Bisnis di Yogyakarta

Yogyakarta kini, selain masih kental dengan julukan kota pelajar dan budaya juga sudah berkembang menjadi kota bisnis. Majemuk-nya masyarakat yang tinggal maupun berkunjung di Jogja telah membuka banyak peluang potensi bisnis dan juga wisata, tak terkecuali industri ramah-tamah seperti perhotelan. Forriz hotel adalah salah satu bagian yang turut andil dalam merespon potensi bisnis di kota yang juga dikenal dengan kota sejuta kenangan. Dimiliki oleh PT Forriz Sentral Gemilang, hotel yang terletak di Jln. HOS Cokroaminoto No. 60 Pakuncen, Yogyakarta ini hadir memenuhi permintaan pasar industri ramah-tamah di Yogyakarta mulai bulan Juni 2017 silam. Saat itu Forriz hotel melakukan soft opening pada tanggal 26 Juni 2017 guna merespon permintaan pasar pada momentum lebaran di tahun tersebut. Sebagai hotel bisnis dengan peringkat bintang 3+, Forriz hotel memiliki fasilitas sebanyak 116 kamar dengan klasifikasi superior, deluxe dan suite. Untuk mendukung aktivitas bisnis,  disedi

HIPERSEMIOTIKA

Berbicara mengenai hipersemiotika, akan menjadi terasa terlampau jauh apabila belum menguraikan mengenai apa itu semiotika. Dimulai dari Umberto Eco yang mendefinisikan semiotika sebagai sebuah disiplin yang mempelajari segala sesuatu untuk berdusta (lie). Maksud definisi Umberto Eco tersebut adalah “bila sesuatu tidak dapat digunakan untuk mengungkapkan dusta, maka sebaliknya sesuatu tersebut juga tidak dapat digunakan untuk mengungkapkan kebenaran, sehingga pada dasarya tidak dapat digunakan untuk mrngungkapkan apa-apa”. Merujuk pada apa yang dinyatakan Umberto Eco tersebut, dapat disimpulkan bahwa selain sebagai teori kedustaan, semiotika juga menjadi sebuah teori kebenaran.         Sebagai teori kedustaan sekaligus teori kebenaran,  semiotika digunakan untuk mempelajari tanda yang ada dalam segala aspek sosial untuk mengungkap kedustaan atau kebenaran itu sendiri. Hal ini berkorelasi dengan apa yang dijelaskan oleh Ferdinand de Saussure yang menyampaikan bahwa semiotika mer