Langsung ke konten utama

Postingan

Dari Obrolan Parenting Hingga Pamer Masakan Bareng Dandy Cahyo

  Dunia kreatif yang digeluti Dandy Cahyo, ternyata memberinya inspirasi untuk turut kreatif dalam mengurus anak pertamanya. Dandy dan istri termasuk pasangan perantau di Jakarta sehingga jauh dari orang tua mereka di kampung halaman. Namun justru hal ini menjadi keasyikan bagi Dandy untuk mengonsep sendiri gaya parenting-nya sebagai bapack masa kini. Itulah kenapa Dandy mendirikan media online parenting bernama momong.id bersama rekan-rekannya di industri kreatif - Mrene Digital Agency. Dandy yang ditemui Ardhi Widjaya & Co (Public Relations & MarComm Consulting) melalui wawancara daring menginformasikan bahwa momong.id diinisiasi atas latar belakang tentang kegundahan para orang tua baru yang harus meraba-raba berbagai hal untuk mempersiapkan kelahiran anak pertamanya. Alhasil banyak orang tua baru yang melakukan keborosan karena terlalu khawatir kebutuhan buah hati pertamanya kelak kurang terpenuhi dengan baik. Keborosan-keborosan yang kerap muncul seperti menyiapkan bok
Postingan terbaru

Get To Know Ani Marfungah, The Stylist!

Performing arts has caught Ani's attention since she was still in her third semester studying broadcasting at MMTC Yogyakarta campus during 2016. Instead of appearing as an actress on stage, Ani is passionate about the world of wardrobe and styling. In 2016, Ani started her styling portfolio as a wardrobe team for several events at TVRI Yogyakarta television station. Ani's first debut as a stylist was when in 2018. There was a theatrical performance of the ethnic musical drama "Cinta Mengapa Kita Beda" starred by artists from the Indonesian Idol audition, Brisia Jodie and Raja Giannuca in Yogyakarta. Coincidentally, Ani was also still in her college at the time. Then, Ani did an internship at Adi TV Jogja's art division to complete a part of her college assignments. Ani does an internship as a Producer Assistant under the direction of Atlantis Aan, one of the producers of Adi TV's show. In the middle of the internship process, she heard that there was a pl

Kaleidoscope 2022: The Circle of Wonders

Apa yang membuat strategi pertahanan selama 2022? Bagi kami, AW&Co Public Relations & MarComm Consulting adalah kekuatan circle atau lingkaran pertemanan dalam tim. Memang konsep kerjasama bersama co-partners di jasa konsultan ini tidak hanya sebatas pekerjaan saja tetapi juga pertemanan produktif. Sebagian co-partners yang bersinergi tahun ini adalah rekomendasi dari inner circle tim co-partners yang lain. Keajaiban dalam lingkaran sinergi ini menghasilkan beberapa project dan kolaborasi yang berkesan antara lain: Internal Relations & Corporate Culture Strategy Ruang lingkup layanan ini adalah pembuatan alur komunikasi internal dalam bentuk SOP dan panduan interaksi dalam pekerjaan yang membentuk budaya dalam sebuah organisasi. Tujuannya adalah pembentukan corporate & employee branding. Klien yang mempercayakan ruang lingkup ini adalah Little Garden (F&B Industry) dan Inolabs (IT Industry). Corporate Communication Dalam ranah ini, AW&Co mengembang

Berbicara Tentang “Kopibasi” Tanpa Basa Basi

  “ Kopibasi ini sebagai ajang ngumpul dan berkarya bersama, belum terlalu profit oriented. Jadi minim konflik dan kompak-kompak aja” Inilah jawaban tanpa basa basi Galih Fajar, vokalis Kopi Basi ketika ditanya bagaimana cara menjaga kekompakan dalam band ini. Galih bertemu dengan AW&Co Public Relations & MarComm consulting dalam suatu jam istirahat makan siang. Galih juga memaparkan bahwa tanpa memiliki makna khusus, Kopibasi adalah nama yang muncul dari hasil celetukan empat personil awalnya yang berdiri pada tahun 2013, se-sederhana itu. Awalnya, mereka ber-empat yang merupakan sekelompok teman dari sebuah kampus negeri di Yogyakarta, mengikuti kegiatan komunitas Kopinyastro. Dalam forum inilah Kopibasi menyajikan karya berupa mengalih wahana-kan puisi menjadi lagu. Setelah dua personil-nya keluar, kini Kopibasi yang kerap manggung di berbagai ajang seni literasi, rupa maupun musik, telah memiliki enam personil sejak tahun 2015. Momen tampil di panggung yang paling ber

Hoshizora Foundation, Antara Filantropi dan Aktualisasi Diri Megarini

Kami menyambangi Megarini Puspasari sebagai salah satu co-founder Hoshizora Foundation di Kamis siang melalui pertemuan daring dengan Google Meet. Sosok yang mengembangkan lembaga nirlaba bidang pendidikan anak bersama keempat koleganya yakni Ferry Irawan, Wenda Gumulya, Reky Martha dan Andang Kirana, menyambut diskusi bersama Ardhi Widjaya & Co (Public Relations & MarComm Consulting) dengan antusias. Bagi Megarini, Hoshizora Foundation tidak hanya organisasi yang bergerak di bidang filantropi dengan konsentrasi pendidikan anak-anak saja. Baginya, Hoshizora memberikan sebuah keajaiban yang terangkum dalam tiga kata: Happiness, Passion & Legacy. Happiness menjadi anugerah ketika Megarini bersama rekan-rekannya mulai mengembangkan Hoshizora Foundation pada tahun 2006. Kebahagiaan itu terpapar nyata tatkala melihat para anak dan orang tua yang berjuang meraih impian untuk mendapatkan pendidikan layak bersama Hoshizora. Passion penting untuk landasan Megarini dalam menjal

Karir & Cerita Adi Ekatama

  Setelah tahun 2021 silam sempat takjub dengan film Penyalin Cahaya yang memborong penghargaan Piala Citra dalam Festival Film Indonesia, kini Ardhi Widjaya & Co – Public Relations & MarComm consulting tertarik untuk mengulik kisah produsernya: Adi Ekatama. Meski belum berkesempatan untuk berbincang secara langsung, kami coba merangkum tentang sosok yang memiliki minat di bidang penerbitan dan perfilman ini dari berbagai sumber. Dari sisi akademik, sebenarnya pria bernama lengkap Adhyaksa Ekatama ini memiliki latar belakang ekonomi dan bisnis. Pria milenial tersebut telah memiliki ijazah bachelor dari University of Oregon dan gelar master dari ITB, semuanya dalam bidang ekonomi dan bisnis. Uniknya, ketertarikannya terhadap dunia film tidak menghalangi karirnya di dunia penerbitan sejak 2015. Adi Ekatama terjun ke dunia penerbitan sebagai project manager Kompas Gramedia pada tahun 2015, tidak lama setelahnya, beliau dipercaya untuk menduduki jabatan Chief Operating Officer

Dewi "Little Garden" Between Architecture & Plant Based Food Couture

Dear gentle readers, you may see Dewi “Little Garden” as polite as Kartini and brave in actions like Srikandi. She is the figure whom Ardhi Widjaya & Co met on a drizzly afternoon at Warung Jembarati, where she serves plant-based menus from her “Little Garden” kitchen. For her, architecture is an adrenaline rush, but plant based foods is her passion in life to develop this culinary business. At the beginning of their final year of college, Dewi and her husband, who was still a potential husband to be at that time, started to build the Banyu Bening Deco, a business for architectural and interior design & furniture services. The business was developed by the two of them to prepare for the wedding expenses. However, as the business progressed, because at that time it received a lot of criticism, so Dewi tried to find opportunities for other businesses while still carrying out her architectural services. In order to achieve satisfaction for the work she made, after marriage, De