Langsung ke konten utama

Postingan

Alam Ganjar and His Political Legacy

During the 2024 presidential election campaign, in the appearance of several family members of several presidential candidates, Alam Ganjar's appearance stole attention. Muhammad Zinedine Alam Ganjar, familiarly known as Alam, is the only son of the Governor of Central Java and presidential candidate number 3, Ganjar Pranowo.   Born on December 14, 2001, Alam is an active Gen Z who has a fresh political vision. How fresh is Alam's understanding of the political vision? Alam has a political vision that focuses on technological progress, education, and youth. He believes that technology can be a powerful tool to improve people's quality of life. Alam also wants to increase access to quality and affordable education for everyone. Apart from that, he wants to empower youth to become innovative and creative future leaders.   As a Gen Z, Alam is active on social media and often uses these platforms to exchange ideas about politics and social issues. He also has interests
Postingan terbaru

Wisata Kulonprogo dalam Harapan Tania Prawoto

Setelah jam makan siang, saat ditemui di Bale Klegung, sebuah usaha kuliner yang dijalankannya di wilayah Kulonprogo - DI Yogyakarta, perempuan yang bernama lengkap Tania Bunga Prawoto ini menyapa tim AW&Co Public Relations & MarComm Consulting dengan ramah dan bersahaja. Beliau memastikan bahwa menu Mangut Ikan Pari dan Ayam Goreng Laos yang jadi andalan telah kami santap untuk makan siang. Semenjak meninggalnya sang Ayah, Eko Prawoto , sosok arsitek kenamaan yang merintis jurusan arsitektur di Universitas Kristen Duta Wacana pada 13 September 2023 silam maka Tania meneruskan usaha Bale Klegung yang telah didirikan oleh sang ayah almarhum. Demi totalitas menggali potensi usaha kuliner dan ruang kolaboratif peninggalan sang ayah, Tania rela hiatus dari karirnya dalam bidang desain produk yang telah digelutinya selama ini sesuai dengan latar belakang studi yang dimiliki.  Melalui proses pembelajaran otodidak, Tania mengamati dinamika industri kuliner di Yogyakarta yang menurut

Kaleidoscope 2023 - Quality Over Quantity

  Geliat bisnis terasa lebih progresif di tahun 2023 ini. Setelah kurang lebih tiga tahun perekonomian diguncang pandemi, pertumbuhan mulai terasa. Demikian pula yang dirasakan AW&Co Public Relations & MarComm consulting selama menjalankan proyek konsultansi bidang kehumasan dan pemasaran bersama para klien. Menjaga kualitas pelayanan menjadi prioritas utama kami dari sekedar kuantitas jumlah klien atau proyek yang kami tangani. Konsep tersebut akhirnya membuat kami melakukan penyesuaian nilai jasa dalam setiap pelayanan konsultansi. Sungguh senang 2023 dapat berjalan dengan baik dan lancar.   Berikut deskripsi berbagai project yang kami jalankan sepanjang 2023.   Pendhopo Ayem Tentrem Jogja masih menjadi destinasi idaman untuk perhelatan pernikahan. Pendhopo Ayem Tentrem yang berdiri sejak 2019 juga turut merespon antusiasme pasar akan segmen MICE terutama bidang wedding. Kami menangani bidang hubungan internal dan budaya organisasi pada klien ini. Proyek berjalan seja

Part of Wregas Bhanuteja "Solitude" - Budi Pekerti

  Wregas Bhanuteja is back with his latest work, the film "Budi Pekerti" or internationally entitled as “Andragogy”. It has been shown in Indonesian cinemas on November 2, 2023. Wregas Bhanuteja acts as director, writer and producer here. In the film "Budi Pekerti", Wregas Bhanuteja raises the complex theme of education and family. This film tells the story of Mrs. Prani (Sha Ine Febriyanti), a counselling teacher who is running for deputy principal at a junior high school. She has a husband who suffers from bipolar disorder due to the pressure of a failed business during the Covid-19 pandemic. Wregas Bhanuteja succeeded in exploring the conflicting issues of social media ethics and mental health. This film also succeeds in presenting complex and relatable characters. Apart from that, Wregas Bhanuteja also succeeded in presenting stunning visuals in this film. This film is set in the city of Yogyakarta, and Wregas Bhanuteja succeeded in capturing the beauty of

Enda Kaban dalam Karya dan Petualangannya

  Kata-kata cantik pernah diungkapkan Coco Chanel “A girl should be two things: who and what she wants!”. Kutipan ini layaknya menjadi definisi citra seorang Enda Sagita Kaban, perempuan Batak, asli kelahiran Medan yang menempuh pendidikan di Yogyakarta dan menetap serta berkarya di Papua. Jika bicara tentang Freeport, siapa  sih  yang tidak mengenal perusahaan tambang logam di Papua ini? Enda yang bekerja dalam bidang kehumasan di perusahaan multinasional itu sejak 2005, memilih meninggalkan zona nyamannya selama tujuh belas tahun untuk fokus dalam bidang kepenulisan sejak 2022 silam. Zona baru ini dipilih Enda pada momen ketika buku pertamanya yang berjudul Carstensz Pyramid: Titik 4884 MDPL diluncurkan.   Mendaki gunung memang menjadi kegemaran Enda sejak berada di bangku SMA, pengalaman pertamanya adalah pendakian Gunung Sumbing. Baginya mendaki menjadi sarana  healing , kenikmatan yang menentramkan. Kenapa pendakian Carstensz dipilih sebagai kisah yang ia tulis menjadi buku?

Si Strategic Thinker & Doer, Kevin Pradana

Satu hal yang cukup melekat dengan Kevin Pradana adalah kegemarannya membaca buku. Ketika bertemu dengan AW&Co Public Relations & MarComm Consulting di sebuah  online meeting,  Kevin dengan antusias berseloroh kalau baru saja menuntaskan buku 48 Laws of Power karangan Robert Greene. Sosok yang mendefinisikan dirinya sebagai seorang  strategic thinker and doer  ini secara santai menceritakan kiprahnya sebagai seorang usahawan yang mulai dijalankan pada awal pandemi Covid 19. Latar belakang karir pria bernama lengkap Kevin Pradana Tedy ini adalah bidang perhotelan yang tentunya sangat terdampak di awal pandemi tahun 2020 silam. Banyak SDM yang dirumahkan tak terkecuali dirinya. Untungnya mental pedagang dimiliki Kevin sejak masih kanak-kanak, kala itu ia tinggal di Sumatra bersama kedua orang tuanya yang berprofesi sebagai pedagang di pasar.  Berdasar ilmu dagang yang diwariskan dari keluarganya dan riset pemasaran tentang kebiasaan masyarakat Indonesia mengonsumsi minuman,

Erisca Febriani, Gen Z in Her Moves

Let’s skip any further introduction, Gen Z who likes to watch teens fictions in both movies and series will definitely know Erisca Febriani. She is a writer from Indonesia who was born on March 25, 1998 in Lampung. She started her writing career when she was still in junior high school, and became widely known after her first novel, Dear Nathan, was published in 2016, when previously trending on an online writing platform: Wattpad.   Dear Nathan is a teen literature that tells the love story between Nathan, a high school student who is known as the rebel, and Salma, a simple and innocent high school student. This novel immediately became a best seller and has been adapted to the big screen three times, namely in 2017, 2019 and 2022.   Apart from Dear Nathan, Erisca has also written several other novels, such as Dear Nathan: Thank You Salma, Dear Nathan: Melawan Takdir, Dear Nathan: Homecoming, and Dear Nathan: Forever. Her novels always achieve success and receive positive responses fr