Langsung ke konten utama

ANAK CERDAS = ANAK PAHAM TEKNOLOGI ?

Apa yang ada di pikiran orang tua jaman sekarang tentang kecerdasan anaknya? Apakah mengenal teknologi sejak dini? Sebenarnya, apakah relevan apabila penguasaan teknologi dikaitkan dengan kecerdasan terutama anak? Sebelum kita sama-sama menjawab pertanyaan tersebut, penulis ingin menyampaikan tentang pesan apa yang terlihat dalam iklan susu anak-anak Procal Gold.
    Dalam iklan susu Procal Gold, bisa kita lihat seorang anak usia balita sedang bermain dengan ipad dan juga ikan di dalam aquarium. Pada bagian akhir iklan tersebut ditunjukkan bahwa si anak berhasil menggunakan ipad sebagaimana fungsinya (dalam hal browsing gambar) dan bukan lantas mencelupkan Ipad tersebut ke dalam aquarium sebagai bagian dari hiasan aquarium. Korelasi yang ingin dimunculkan di sini menurut penulis adalah produk susu tersebut mampu meningkatkan kecerdasan balita dengan ditunjukkan kepiawaian si balita dalam mengoperasikan Ipad sebagai contoh produk berteknologi mutakhir.
    Seolah-olah, iklan tentang balita yang pandai bermain Ipad tersebut telah menunjukkan transformasi besar yang dialami masyarakat kita karena teknologi. Seperti teori yang diungkapkan oleh Jacques Ellul bahwa masyarakat teknologi merupakan gambaran masyarakat dimana teknologi secara fungsional telah begitu berkuasa bahkan pada peran yang substansial mengatur jalan dan pola pikir masyarakat. Jadi, secara simpulan ketika penguasaan teknologi secara dini dikaitkan terhadap kecerdasan anak menjadi relevan karena memang teknologi secara fungsional telah mempengaruhi pola pikir kita termasuk si pembuat iklan tersebut.

Sumber:
Ellul, Jacques. The Technological System. New York: Continuum. 1980

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SOCIAL JUDGMENT THEORY OLEH MUZAFER SHERIF

Apa yang muncul dalam benak Anda ketika mendapatkan tawaran kredit 0% dari sebuah produk kartu kredit? Bisa macam – macam, mulai dari muncul pertanyaan “Do I need this?”, nanti kalau terlambat pembayaran bunganya akan membumbung, kok bisa bunga 0%? Ah jadi curiga sama banknya nih, bagus dan menarik (sekedar pernyataan begitu saja) atau malah “Aku mau!”. Dari beberapa frasa tersebut, mana yang menurut Anda paling sesuai dengan diri Anda? Dengan begitu, dapat diketahui mengenai Teori Penilaian Sosial (Social Judgment Theory) yang muncul dari perspektif Anda tentang kredit bunga 0% kartu kredit tersebut. Social Judgment Theory (selanjutnya disebut SJT) dipopulerkan oleh Muzafer Sherif, seorang psikolog yang berasosiasi dengan Oklahoma University (meninggal 16 Oktober 1988). Teori ini berarti sebuah penilaian atau pertimbangan atas pesan yang diterima dengan membandingkannya terhadap isu terkini. EGO LATITUDES: ACCEPTANCE, REJECTION & NON COMMITMENT Ungkapan – ungkapan

Langkah Forriz Hotel, Sejalan Dengan Perkembangan Bisnis di Yogyakarta

Yogyakarta kini, selain masih kental dengan julukan kota pelajar dan budaya juga sudah berkembang menjadi kota bisnis. Majemuk-nya masyarakat yang tinggal maupun berkunjung di Jogja telah membuka banyak peluang potensi bisnis dan juga wisata, tak terkecuali industri ramah-tamah seperti perhotelan. Forriz hotel adalah salah satu bagian yang turut andil dalam merespon potensi bisnis di kota yang juga dikenal dengan kota sejuta kenangan. Dimiliki oleh PT Forriz Sentral Gemilang, hotel yang terletak di Jln. HOS Cokroaminoto No. 60 Pakuncen, Yogyakarta ini hadir memenuhi permintaan pasar industri ramah-tamah di Yogyakarta mulai bulan Juni 2017 silam. Saat itu Forriz hotel melakukan soft opening pada tanggal 26 Juni 2017 guna merespon permintaan pasar pada momentum lebaran di tahun tersebut. Sebagai hotel bisnis dengan peringkat bintang 3+, Forriz hotel memiliki fasilitas sebanyak 116 kamar dengan klasifikasi superior, deluxe dan suite. Untuk mendukung aktivitas bisnis,  disedi

HIPERSEMIOTIKA

Berbicara mengenai hipersemiotika, akan menjadi terasa terlampau jauh apabila belum menguraikan mengenai apa itu semiotika. Dimulai dari Umberto Eco yang mendefinisikan semiotika sebagai sebuah disiplin yang mempelajari segala sesuatu untuk berdusta (lie). Maksud definisi Umberto Eco tersebut adalah “bila sesuatu tidak dapat digunakan untuk mengungkapkan dusta, maka sebaliknya sesuatu tersebut juga tidak dapat digunakan untuk mengungkapkan kebenaran, sehingga pada dasarya tidak dapat digunakan untuk mrngungkapkan apa-apa”. Merujuk pada apa yang dinyatakan Umberto Eco tersebut, dapat disimpulkan bahwa selain sebagai teori kedustaan, semiotika juga menjadi sebuah teori kebenaran.         Sebagai teori kedustaan sekaligus teori kebenaran,  semiotika digunakan untuk mempelajari tanda yang ada dalam segala aspek sosial untuk mengungkap kedustaan atau kebenaran itu sendiri. Hal ini berkorelasi dengan apa yang dijelaskan oleh Ferdinand de Saussure yang menyampaikan bahwa semiotika mer