Langsung ke konten utama

Digital Public Relations

Memang kehidupan di dunia nyata tidak bisa digantikan oleh dunia digital, namun tanpa disadari perilaku di dunia digital dapat mempengaruhi perilaku di dunia nyata. Dalam hal ini, menjaring relasi dengan publik di dunia digital (netizen) menjadi cukup esensial untuk mempersuasi atau merubah perilaku mereka di dunia nyata. Melalui artikel ini, penulis akan ulas dunia Digital Public Relations dalam kaitannya dengan digital media planning & relations dan digital community relations.

Digital Media Planning & Relations
Perencanaan media di ranah digital hampir sama seperti di ranah dunia nyata. Kita harus mengawali dengan sebuah penelitian tentang insight brand yang kita usung dan kesesuaian dengan media yang akan dituju untuk publisitas. Latah media adalah hal yang layak dihindari dalam perencanaan media baik di ranah dunia nyata ataupu di dunia digital. Jangan lantaran Path sedang booming lalu dengan serta merta kita menempatkan brand yang kita usung dengan perantara path sebagai media sosial untuk publisitas, padahal jumlah publik yang bisa "diikat" secara interaktif hanya maksimal 500 orang saja. Pembuatan banner iklanpun juga begitu, jangan lantaran kita melihat traffic kunjungan sebuah web begitu tinggi sehingga ingin menampilkan iklan brand kita di situ padahal dari segi segmentasi brand kita dengan pengunjung web tersebut berbeda. Sebagai contoh adalah pemilihan media sosial Twitter & Instagram sebagai strategi viral marketing untuk Konser Sepenuh Cinta, yakni konser kolaborasi antara Tulus, Pandji Pragiwaksono dan Raisa pada Desember 2014 di Grand Pacific Hall Yogyakarta.
Twitter dirasa sangat cocok untuk viral marketing brand ini dikarenakan efek kicauannya mampu meng-influence netizen terutama penggemar ketiga artis tersebut untuk follow dan mencari tahu update mengenai acara konser ini. Sedangkan Instagram, selain dapat memunculkan efek viral marketing yang besar juga, konsepnya yang menggunakan gambar sebagai media utama dapat mem-persuasi netizen akan konten Konser Sepenuh Cinta ini.

Digital media planning yang lain adalah soal pemilihan digital media partner untuk promo maupun event brand yang kita usung. Sebagai contoh, pemilihan digital media partner untuk pagelaran Sendratari Jonggrang yang diadakan Abhayagiri Rsetaurant - Sumberwatu Heritage Resort Yogyakarta.
Kebetulan, baik restoran maupun resort ini, memiliki efek Viral Marketing yang cukup tinggi di dunia maya, sehingga untuk meraih antusiasme publik-nya, dipilihlah media digital sebagai sarana informasi. Dalam pagelaran yang juga diadakan pada Desember 2014 ini, dipilih media digital antara lain kotajogja.com, twitter @JogjaUpdate, gudeg.net dan twitter @InfoSeniJogja yang memang berkorelasi dengan event Sendratari Jonggrang serta brand image Abhayagiri Restaurant - Sumberwatu Heritage Resort.

Ketika kita sudah mengajak kerjasama media sebagai media partner, selayaknya mereka kita undang secara offair dalam promo atau acara yang kita adakan. Ini adalah bentuk upaya media relations. Jangan lupa sajikan materi yang capturable maupun writeable sehingga mereka akan mendapatkan oleh-oleh berupa berita yang menarik. Berikut adalah contoh hasil liputan media digital melalui akun twitter mereka:

Live twit Swaragama FM di Konser Sepenuh Cinta

Reportase selebtwit @ddycw yang di retweet @JogjaUpdate

Digital Community Relations
Meng-endorse social media celebrity sudah jadi trend saat ini. Interaksinya yang bersifat personal kepada followernya mampu membuat brand image melekat begitu kuat di kalangan netizen. Namun apabila ingin mendapatkan efek viral marketing di dunia digital dengan alokasi budget yang tidak terlalu tinggi, libatkanlah komunitas online. 

Konser Sepenuh Cinta contohnya yang baik saat penjualan tiket pre-sale maupun konsernya juga mengajak komunitas Buku Untuk Papua dalam hal pengumpulan donasi buku. Meski ini bukanlah konser amal, namun komunitas Buku Untuk Papua yang juga memiliki gaung yang cukup besar mampu meraih tingginya antusiasme netizen untuk menonton konser ini maupun memberikan donasi buku. Selain itu saat pre-launch, Konser Sepenuh Cinta juga mengundang berbagai komunitas online untuk hadir dan turut menggaungkan konser ini, antara lain komunitas NontonYK, nebengers, RaboSoto, standup comedy Jogja, dll.


Konklusi
Kedepannya, perkembangan media digital akan semakin pesat, tidak hanya media sosial maupun website saja. Dimungkinkan new wave media akan banyak bermunculan di ranah digital nantinya, seperti mobile application, internet TV dan sebagainya. Selain itu, fungsi media digital yang perlu diperhatikan seorang praktisi PR nantinya tidak melulu mengenai branding dan promotion saja. Kegiatan sosial perusahaan juga bisa digalakkan melalui dunia digital.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SOCIAL JUDGMENT THEORY OLEH MUZAFER SHERIF

Apa yang muncul dalam benak Anda ketika mendapatkan tawaran kredit 0% dari sebuah produk kartu kredit? Bisa macam – macam, mulai dari muncul pertanyaan “Do I need this?”, nanti kalau terlambat pembayaran bunganya akan membumbung, kok bisa bunga 0%? Ah jadi curiga sama banknya nih, bagus dan menarik (sekedar pernyataan begitu saja) atau malah “Aku mau!”. Dari beberapa frasa tersebut, mana yang menurut Anda paling sesuai dengan diri Anda? Dengan begitu, dapat diketahui mengenai Teori Penilaian Sosial (Social Judgment Theory) yang muncul dari perspektif Anda tentang kredit bunga 0% kartu kredit tersebut. Social Judgment Theory (selanjutnya disebut SJT) dipopulerkan oleh Muzafer Sherif, seorang psikolog yang berasosiasi dengan Oklahoma University (meninggal 16 Oktober 1988). Teori ini berarti sebuah penilaian atau pertimbangan atas pesan yang diterima dengan membandingkannya terhadap isu terkini. EGO LATITUDES: ACCEPTANCE, REJECTION & NON COMMITMENT Ungkapan – ungkapan

HIPERSEMIOTIKA

Berbicara mengenai hipersemiotika, akan menjadi terasa terlampau jauh apabila belum menguraikan mengenai apa itu semiotika. Dimulai dari Umberto Eco yang mendefinisikan semiotika sebagai sebuah disiplin yang mempelajari segala sesuatu untuk berdusta (lie). Maksud definisi Umberto Eco tersebut adalah “bila sesuatu tidak dapat digunakan untuk mengungkapkan dusta, maka sebaliknya sesuatu tersebut juga tidak dapat digunakan untuk mengungkapkan kebenaran, sehingga pada dasarya tidak dapat digunakan untuk mrngungkapkan apa-apa”. Merujuk pada apa yang dinyatakan Umberto Eco tersebut, dapat disimpulkan bahwa selain sebagai teori kedustaan, semiotika juga menjadi sebuah teori kebenaran.         Sebagai teori kedustaan sekaligus teori kebenaran,  semiotika digunakan untuk mempelajari tanda yang ada dalam segala aspek sosial untuk mengungkap kedustaan atau kebenaran itu sendiri. Hal ini berkorelasi dengan apa yang dijelaskan oleh Ferdinand de Saussure yang menyampaikan bahwa semiotika mer

Langkah Forriz Hotel, Sejalan Dengan Perkembangan Bisnis di Yogyakarta

Yogyakarta kini, selain masih kental dengan julukan kota pelajar dan budaya juga sudah berkembang menjadi kota bisnis. Majemuk-nya masyarakat yang tinggal maupun berkunjung di Jogja telah membuka banyak peluang potensi bisnis dan juga wisata, tak terkecuali industri ramah-tamah seperti perhotelan. Forriz hotel adalah salah satu bagian yang turut andil dalam merespon potensi bisnis di kota yang juga dikenal dengan kota sejuta kenangan. Dimiliki oleh PT Forriz Sentral Gemilang, hotel yang terletak di Jln. HOS Cokroaminoto No. 60 Pakuncen, Yogyakarta ini hadir memenuhi permintaan pasar industri ramah-tamah di Yogyakarta mulai bulan Juni 2017 silam. Saat itu Forriz hotel melakukan soft opening pada tanggal 26 Juni 2017 guna merespon permintaan pasar pada momentum lebaran di tahun tersebut. Sebagai hotel bisnis dengan peringkat bintang 3+, Forriz hotel memiliki fasilitas sebanyak 116 kamar dengan klasifikasi superior, deluxe dan suite. Untuk mendukung aktivitas bisnis,  disedi