Langsung ke konten utama

"Sihir" Scherezade Dalam Marketing


Ingat cerita 1001 malam? Iya, tersebutlah seorang putri dari Persia bernama Scherezade yang mengajukan diri menjadi istri kesekian dari seorang raja lalim yang punya kebiasaan menikahi perawan lalu menghukum penggal kepala si istri di keesokan harinya. Namun karena kecerdasan Scherezade yang mampu menyajikan cerita-cerita menarik bagi Sang Raja selama 1001 malam, akhirnya dia menjadi istri yang betul-betul dicintai Sang Raja bahkan hingga mampu merubah perangai buruk sang raja.
     Kepiawaian Scherezade dalam story telling inilah yang membuatnya mendapatkan hati Sang Raja. Begitu pula dengan story telling dalam marketing bagi sebuah brand, terlepas dari unsur kekinian, hal ini dirasa penting untuk menempatkan positioning merk dalam top of mind target pasarnya. Berdasarkan dari strategi ala Scherezade, penyampaian story telling dalam marketing sebuah brand harus berorientasi pada perubahan perilaku konsumen yang akan menjadikan brand tersebut memiliki engagement atau keterikatan terhadap si konsumen. Trik yang bisa ditempuh dalam penyajian story telling ini antara lain:

Bring Drama To Life
     Sajikan cerita yang dekat dengan kehidupan target konsumen lalu bumbui dengan drama, buat mereka terbuai dengan dramatisasi bila kisah itu ada dalam kehidupan mereka. Contoh dalam hal ini adalah brand campaign "Unforgettable Girl" dari Lux yang iklannya sering muncul di link video Youtube sejak Maret 2015 ini. Lux mengungkap sisi karakter si charming penuh misteri yang mampu membuat para selebriti terpukau. Di sini, Lux mengeksplorasi target konsumennya untuk merasa menjadi bagian dari misteri si "Unforgettable Girl".


Trigger for Hormones
     Cerita yang memacu adrenalin juga mampu membuat sebuah brand lebih lekat tidak hanya di benak konsumen tapi juga perilaku sehari-harinya. Banyak orang tidak ingin hidupnya monoton, selalu ada cerita baru setiap harinya, maka brand yang menyajikan nuansa serta petualangan baru akan lebih mudah menarik hati para konsumennya yang berkarakter dinamis. Sebagai contoh adalah brand activation yang dikemas dalam bentuk "Petualang Beneran" dari Gadget Samsung ini.

Social Life Touch
    Sisi humanis juga merupakan hal yang layak diutamakan untuk menyajikan cerita dalam pemasaran sebuah brand. Hal sederhana yang bisa dijadikan contoh adalah cerita yang menyentuh perasaan, biasanya dihubungkan dengan sosok orang tua atau keluarga. Seperti kampanye "Cita Rasa Masakan Rumah" ala Royco yang menampilkan masakan Ibu akan selalu dirindukan oleh anaknya.

     Bila ditarik benang merah, story telling yang dirasa menarik dalam pemasaran sebuah brand, kalau kemasannya mendukung unsur Pride, Curious & Challenge serta Empathy. jadi, kini saatnya memasarkan sembari bercerita, yuk!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SOCIAL JUDGMENT THEORY OLEH MUZAFER SHERIF

Apa yang muncul dalam benak Anda ketika mendapatkan tawaran kredit 0% dari sebuah produk kartu kredit? Bisa macam – macam, mulai dari muncul pertanyaan “Do I need this?”, nanti kalau terlambat pembayaran bunganya akan membumbung, kok bisa bunga 0%? Ah jadi curiga sama banknya nih, bagus dan menarik (sekedar pernyataan begitu saja) atau malah “Aku mau!”. Dari beberapa frasa tersebut, mana yang menurut Anda paling sesuai dengan diri Anda? Dengan begitu, dapat diketahui mengenai Teori Penilaian Sosial (Social Judgment Theory) yang muncul dari perspektif Anda tentang kredit bunga 0% kartu kredit tersebut. Social Judgment Theory (selanjutnya disebut SJT) dipopulerkan oleh Muzafer Sherif, seorang psikolog yang berasosiasi dengan Oklahoma University (meninggal 16 Oktober 1988). Teori ini berarti sebuah penilaian atau pertimbangan atas pesan yang diterima dengan membandingkannya terhadap isu terkini. EGO LATITUDES: ACCEPTANCE, REJECTION & NON COMMITMENT Ungkapan – ungkapan

HIPERSEMIOTIKA

Berbicara mengenai hipersemiotika, akan menjadi terasa terlampau jauh apabila belum menguraikan mengenai apa itu semiotika. Dimulai dari Umberto Eco yang mendefinisikan semiotika sebagai sebuah disiplin yang mempelajari segala sesuatu untuk berdusta (lie). Maksud definisi Umberto Eco tersebut adalah “bila sesuatu tidak dapat digunakan untuk mengungkapkan dusta, maka sebaliknya sesuatu tersebut juga tidak dapat digunakan untuk mengungkapkan kebenaran, sehingga pada dasarya tidak dapat digunakan untuk mrngungkapkan apa-apa”. Merujuk pada apa yang dinyatakan Umberto Eco tersebut, dapat disimpulkan bahwa selain sebagai teori kedustaan, semiotika juga menjadi sebuah teori kebenaran.         Sebagai teori kedustaan sekaligus teori kebenaran,  semiotika digunakan untuk mempelajari tanda yang ada dalam segala aspek sosial untuk mengungkap kedustaan atau kebenaran itu sendiri. Hal ini berkorelasi dengan apa yang dijelaskan oleh Ferdinand de Saussure yang menyampaikan bahwa semiotika mer

Langkah Forriz Hotel, Sejalan Dengan Perkembangan Bisnis di Yogyakarta

Yogyakarta kini, selain masih kental dengan julukan kota pelajar dan budaya juga sudah berkembang menjadi kota bisnis. Majemuk-nya masyarakat yang tinggal maupun berkunjung di Jogja telah membuka banyak peluang potensi bisnis dan juga wisata, tak terkecuali industri ramah-tamah seperti perhotelan. Forriz hotel adalah salah satu bagian yang turut andil dalam merespon potensi bisnis di kota yang juga dikenal dengan kota sejuta kenangan. Dimiliki oleh PT Forriz Sentral Gemilang, hotel yang terletak di Jln. HOS Cokroaminoto No. 60 Pakuncen, Yogyakarta ini hadir memenuhi permintaan pasar industri ramah-tamah di Yogyakarta mulai bulan Juni 2017 silam. Saat itu Forriz hotel melakukan soft opening pada tanggal 26 Juni 2017 guna merespon permintaan pasar pada momentum lebaran di tahun tersebut. Sebagai hotel bisnis dengan peringkat bintang 3+, Forriz hotel memiliki fasilitas sebanyak 116 kamar dengan klasifikasi superior, deluxe dan suite. Untuk mendukung aktivitas bisnis,  disedi