Langsung ke konten utama

Raline and Flagrant Couture by BerryBenka


Kolaborasi menjadi strategi endorsing baru ala BerryBenka. Dengan cara ini, BerryBenka tidak hanya menayangkan sosok endorser sebagai duta sekaligus model untuk produk yang dibawakannya tetapi menampilkan mereka layaknya style creator. 
     Di tahun 2016 ini, online fashion &beauty retail ini mengajak kolaborasi 3 ikon perempuan sesuai dengan segmentasi masing-masing yakni Jessica Mila yang mewakili segmen remaja aktif, Raline Shah yang mewakili citra perempuan lajang modern dan Marsha Timothy yang mewakili ibu-ibu muda dinamis. Secara spesifik ulasan di artikel ini akan membahas kolaborasi BerryBenka dengan Raline Shah.
     Tampaknya segmentasi perempuan lajang lebih mendominasi dalam produk yang dijual oleh BerryBenka, mengapa demikian? Bila kita lihat porsi kolaborasi antara Jessica Mila, Raline Shah dan Marsha Timothy maka Raline Shah terlihat paling banyak mengusung klasifikasi produk di mana kolaborator lain hanya mengusung 1 paket koleksi yang terdiri dari beberapa item.

     Raline dalam kolaborasi tersebut dieksplorasi untuk membawakan tiga seri koleksi yakni: Sporty Edgy, Classic Heritage & Sparkling Glam. Korelasi yang sesuai dengan segmentasinya karena tiga gaya tersebut jugalah yang menjadi incaran perempuan lajang untuk bergaya. Bahkan secara eksklusif Raline juga tampil dalam video teaser berdurasi 16 detik tentang koleksi yang dibawakannya tersebut.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SOCIAL JUDGMENT THEORY OLEH MUZAFER SHERIF

Apa yang muncul dalam benak Anda ketika mendapatkan tawaran kredit 0% dari sebuah produk kartu kredit? Bisa macam – macam, mulai dari muncul pertanyaan “Do I need this?”, nanti kalau terlambat pembayaran bunganya akan membumbung, kok bisa bunga 0%? Ah jadi curiga sama banknya nih, bagus dan menarik (sekedar pernyataan begitu saja) atau malah “Aku mau!”. Dari beberapa frasa tersebut, mana yang menurut Anda paling sesuai dengan diri Anda? Dengan begitu, dapat diketahui mengenai Teori Penilaian Sosial (Social Judgment Theory) yang muncul dari perspektif Anda tentang kredit bunga 0% kartu kredit tersebut. Social Judgment Theory (selanjutnya disebut SJT) dipopulerkan oleh Muzafer Sherif, seorang psikolog yang berasosiasi dengan Oklahoma University (meninggal 16 Oktober 1988). Teori ini berarti sebuah penilaian atau pertimbangan atas pesan yang diterima dengan membandingkannya terhadap isu terkini. EGO LATITUDES: ACCEPTANCE, REJECTION & NON COMMITMENT Ungkapan – ungkapan

HIPERSEMIOTIKA

Berbicara mengenai hipersemiotika, akan menjadi terasa terlampau jauh apabila belum menguraikan mengenai apa itu semiotika. Dimulai dari Umberto Eco yang mendefinisikan semiotika sebagai sebuah disiplin yang mempelajari segala sesuatu untuk berdusta (lie). Maksud definisi Umberto Eco tersebut adalah “bila sesuatu tidak dapat digunakan untuk mengungkapkan dusta, maka sebaliknya sesuatu tersebut juga tidak dapat digunakan untuk mengungkapkan kebenaran, sehingga pada dasarya tidak dapat digunakan untuk mrngungkapkan apa-apa”. Merujuk pada apa yang dinyatakan Umberto Eco tersebut, dapat disimpulkan bahwa selain sebagai teori kedustaan, semiotika juga menjadi sebuah teori kebenaran.         Sebagai teori kedustaan sekaligus teori kebenaran,  semiotika digunakan untuk mempelajari tanda yang ada dalam segala aspek sosial untuk mengungkap kedustaan atau kebenaran itu sendiri. Hal ini berkorelasi dengan apa yang dijelaskan oleh Ferdinand de Saussure yang menyampaikan bahwa semiotika mer

Cara Bercerita Leonie, Tako & Ruth Lewat Cupcakestory

  Pepatah lama pernah mengatakan “say it with flower!” Tapi sekarang, tiga ibu kreatif bernama Leonie, Ruth dan Tako dapat mengganti pepatah tersebut dengan “say it with cupcake!” Sebab produk cupcake dengan brand Cupcakestory yang mereka kreasikan memang menyajikan kue dalam wadah kecil – cup – yang dihiasi dekorasi penuh cerita sesuai dengan keinginan pemesannya, dikemas secara personal. Lalu, bagaimana usaha unik ini terbentuk dan apa latar belakang ketiga perempuan ini? Berawal dari Leonie, yang berlatar belakang wirausaha coffeeshop dan homestay yang ingin menjadi lebih produktif di masa pandemi. Perempuan bernama lengkap Leonie Maria Christianti ini sebenarnya sudah lebih dari satu dekade berkutat dengan dunia cupcake decorating namun belum pernah dibranding secara lebih serius. Saat pandemi muncul di quarter kedua 2020, Leonie memaksimalkan potensinya dengan mengadakan kelas online mendekorasi cupcake dan masih tanpa brand. Aktivitas yang dikerjakan Leonie membuat dua rekannya