Langsung ke konten utama

Sense of Story and Sex

Apa yang ada dalam benak Anda ketika ditanyakan soal alat kontrasepsi berupa kondom? Bisa jadi persepsi setiap orang akan berbeda, tapi mungkin kebanyakan akan menjawab untuk menjaga kualitas sex yang aman dan mencegah kehamilan. Lalu bagaimana kalau Anda ditanya, merk kondom apa yang paling Anda kenal? Penulis yakin, Anda bisa menjawab lebih dari 1 merk. Hanya saja ada satu merk yang khusus akan dibahas dalam tulisan kali ini, Durex.

Bahkan soal urusan sex, kini Durex bermain dengan simbol-simbol yang lebih halus. Dalam kampanye terbarunya yang digulirkan di dunia maya dengan hashtag #EnaknyaDilamain, Durex menggunakan tanda yang implisit berupa chemistry antara dua sejoli yang saling memiliki ketertarikan secara fisik (dan sex). Sebagai alat kontrasepsi yang berfungsi untuk menjaga hubungan sex secara aman dan sehat dengan demikian, Durex juga ingin menunjukkan bahwa produk kontrasepsi ini adalah sarana untuk memberikan ekspresi cinta kepada pasangan. Iya, bahwa karena cinta, seseorang harus saling menjaga bagi dirinya maupun pasangannya, salah satunya dengan berhubungan sex secara aman dan sehat.



#EnaknyaDilamain diwujudkan dalam pesan berbentuk cerita bersambung melalui channel video Youtube. Episode pertamanya yang baru tayang tanggal 8 Oktober 2016 ini mengisahkan dua sejoli, tampilan eksekutif muda yang bertemu di lift. Sepintas pikiran "liar" kita mungkin berpikir mereka akan melakukan aksi seperti Anastasia Steele dan Christian Grey dalam film Fifty Shades of Grey. Tapi ternyata tidak, mereka tampak tertarik satu sama lain namun masih malu-malu. Mereka seperti berusaha menghentikan waktu yang hanya singkat itu, hanya untuk mereka habiskan berdua saja. 

Video episode pertama tersebut diakhiri dengan masuknya "pengganggu" yang seolah-olah membuat mereka berpikir "bagaimana ya caranya kami bisa berinteraksi lebih lama dan tanpa gangguan?". Dari pertanyaan tersirat itu, seolah-olah Durex muncul sebagai solusi untuk memberikan waktu yang lebih longgar, leluasa untuk ekspresi cinta. Kini, Durex membuat iklan kondom tidak harus berhubungan dengan baju seksi, bahasa tubuh yang sensual maupun verbal yang bernada eksplisit. Jadi, apakah Anda juga menginginkan rasa #EnaknyaDilamain?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SOCIAL JUDGMENT THEORY OLEH MUZAFER SHERIF

Apa yang muncul dalam benak Anda ketika mendapatkan tawaran kredit 0% dari sebuah produk kartu kredit? Bisa macam – macam, mulai dari muncul pertanyaan “Do I need this?”, nanti kalau terlambat pembayaran bunganya akan membumbung, kok bisa bunga 0%? Ah jadi curiga sama banknya nih, bagus dan menarik (sekedar pernyataan begitu saja) atau malah “Aku mau!”. Dari beberapa frasa tersebut, mana yang menurut Anda paling sesuai dengan diri Anda? Dengan begitu, dapat diketahui mengenai Teori Penilaian Sosial (Social Judgment Theory) yang muncul dari perspektif Anda tentang kredit bunga 0% kartu kredit tersebut. Social Judgment Theory (selanjutnya disebut SJT) dipopulerkan oleh Muzafer Sherif, seorang psikolog yang berasosiasi dengan Oklahoma University (meninggal 16 Oktober 1988). Teori ini berarti sebuah penilaian atau pertimbangan atas pesan yang diterima dengan membandingkannya terhadap isu terkini. EGO LATITUDES: ACCEPTANCE, REJECTION & NON COMMITMENT Ungkapan – ungkapan

HIPERSEMIOTIKA

Berbicara mengenai hipersemiotika, akan menjadi terasa terlampau jauh apabila belum menguraikan mengenai apa itu semiotika. Dimulai dari Umberto Eco yang mendefinisikan semiotika sebagai sebuah disiplin yang mempelajari segala sesuatu untuk berdusta (lie). Maksud definisi Umberto Eco tersebut adalah “bila sesuatu tidak dapat digunakan untuk mengungkapkan dusta, maka sebaliknya sesuatu tersebut juga tidak dapat digunakan untuk mengungkapkan kebenaran, sehingga pada dasarya tidak dapat digunakan untuk mrngungkapkan apa-apa”. Merujuk pada apa yang dinyatakan Umberto Eco tersebut, dapat disimpulkan bahwa selain sebagai teori kedustaan, semiotika juga menjadi sebuah teori kebenaran.         Sebagai teori kedustaan sekaligus teori kebenaran,  semiotika digunakan untuk mempelajari tanda yang ada dalam segala aspek sosial untuk mengungkap kedustaan atau kebenaran itu sendiri. Hal ini berkorelasi dengan apa yang dijelaskan oleh Ferdinand de Saussure yang menyampaikan bahwa semiotika mer

Langkah Forriz Hotel, Sejalan Dengan Perkembangan Bisnis di Yogyakarta

Yogyakarta kini, selain masih kental dengan julukan kota pelajar dan budaya juga sudah berkembang menjadi kota bisnis. Majemuk-nya masyarakat yang tinggal maupun berkunjung di Jogja telah membuka banyak peluang potensi bisnis dan juga wisata, tak terkecuali industri ramah-tamah seperti perhotelan. Forriz hotel adalah salah satu bagian yang turut andil dalam merespon potensi bisnis di kota yang juga dikenal dengan kota sejuta kenangan. Dimiliki oleh PT Forriz Sentral Gemilang, hotel yang terletak di Jln. HOS Cokroaminoto No. 60 Pakuncen, Yogyakarta ini hadir memenuhi permintaan pasar industri ramah-tamah di Yogyakarta mulai bulan Juni 2017 silam. Saat itu Forriz hotel melakukan soft opening pada tanggal 26 Juni 2017 guna merespon permintaan pasar pada momentum lebaran di tahun tersebut. Sebagai hotel bisnis dengan peringkat bintang 3+, Forriz hotel memiliki fasilitas sebanyak 116 kamar dengan klasifikasi superior, deluxe dan suite. Untuk mendukung aktivitas bisnis,  disedi