Langsung ke konten utama

Sakanti: Adaptif Dengan Perkembangan Hotel di Yogyakarta


Destinasi mana saja yang menjadi tujuan utama para pelancong apabila ke Jogja? Malioboro bisa dipastikan akan banyak mendapat tempat teratas dalam daftar kunjungan mereka. Dengan demikian, persaingan industri ramah-tamah khususnya perhotelan di daerah Malioboro dan sekitar-nya pun menjadi sangat ketat. Hotel-hotel ini kemudian berlomba-lomba mempercantik diri, mengatur strategi dan meningkatkan pelayanannya demi kepuasan para tamu. Hal demikian pula yang dilakukan oleh Sakanti Malioboro Hotel – Yogyakarta.
Terletak di Jalan Gowongan Kidul No. 34 yang hanya berjarak satu kilometer dari Jalan Malioboro memang menjadi nilai strategis yang diharapkan kebanyakan para tamu serta pelancong. Hanya saja, jumlah hotel dengan rate serupa juga banyak sekali di daerah tersebut. Tak heran bila Sakanti juga harus “berbagi kue” dengan hotel-hotel lain yang bahkan banyak juga yang merupakan chain hotel management.
Geliat Sakanti dalam menghadapi persaingan mulai muncul pada tahun 2015. Saat itu hotel ini melakukan renovasi dengan menambah kamar dengan total jumlah 51 kamar. Selain itu, Sakanti juga mempercantik tampilan fasad hotel dan memperluas lahan parkir demi peningkatan kenyamanan tamu, tidak lupa tersedia pula swimming pool yang nyaman digunakan oleh dewasa maupun anak-anak. Atas konsep baru yang diusung Sakanti, hotel spesifikasi bintang 3 ini menawarkan rate yang affordable yakni terjangkau namun segala fasilitas kenyamanan dan kemewahan hotel berbintang tetap dapat dirasakan oleh para tamu kesayangannya.
Dalam menghadapi persaingan, memang setiap industri harus adaptif dengan perkembangan dan peka terhadap strategi para kompetitor. Hal inilah yang coba dieksplorasi oleh Sakanti Malioboro Hotel di tengah maraknya munculnya hotel-hotel baru di Yogyakarta.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SOCIAL JUDGMENT THEORY OLEH MUZAFER SHERIF

Apa yang muncul dalam benak Anda ketika mendapatkan tawaran kredit 0% dari sebuah produk kartu kredit? Bisa macam – macam, mulai dari muncul pertanyaan “Do I need this?”, nanti kalau terlambat pembayaran bunganya akan membumbung, kok bisa bunga 0%? Ah jadi curiga sama banknya nih, bagus dan menarik (sekedar pernyataan begitu saja) atau malah “Aku mau!”. Dari beberapa frasa tersebut, mana yang menurut Anda paling sesuai dengan diri Anda? Dengan begitu, dapat diketahui mengenai Teori Penilaian Sosial (Social Judgment Theory) yang muncul dari perspektif Anda tentang kredit bunga 0% kartu kredit tersebut. Social Judgment Theory (selanjutnya disebut SJT) dipopulerkan oleh Muzafer Sherif, seorang psikolog yang berasosiasi dengan Oklahoma University (meninggal 16 Oktober 1988). Teori ini berarti sebuah penilaian atau pertimbangan atas pesan yang diterima dengan membandingkannya terhadap isu terkini. EGO LATITUDES: ACCEPTANCE, REJECTION & NON COMMITMENT Ungkapan – ungkapan

HIPERSEMIOTIKA

Berbicara mengenai hipersemiotika, akan menjadi terasa terlampau jauh apabila belum menguraikan mengenai apa itu semiotika. Dimulai dari Umberto Eco yang mendefinisikan semiotika sebagai sebuah disiplin yang mempelajari segala sesuatu untuk berdusta (lie). Maksud definisi Umberto Eco tersebut adalah “bila sesuatu tidak dapat digunakan untuk mengungkapkan dusta, maka sebaliknya sesuatu tersebut juga tidak dapat digunakan untuk mengungkapkan kebenaran, sehingga pada dasarya tidak dapat digunakan untuk mrngungkapkan apa-apa”. Merujuk pada apa yang dinyatakan Umberto Eco tersebut, dapat disimpulkan bahwa selain sebagai teori kedustaan, semiotika juga menjadi sebuah teori kebenaran.         Sebagai teori kedustaan sekaligus teori kebenaran,  semiotika digunakan untuk mempelajari tanda yang ada dalam segala aspek sosial untuk mengungkap kedustaan atau kebenaran itu sendiri. Hal ini berkorelasi dengan apa yang dijelaskan oleh Ferdinand de Saussure yang menyampaikan bahwa semiotika mer

Langkah Forriz Hotel, Sejalan Dengan Perkembangan Bisnis di Yogyakarta

Yogyakarta kini, selain masih kental dengan julukan kota pelajar dan budaya juga sudah berkembang menjadi kota bisnis. Majemuk-nya masyarakat yang tinggal maupun berkunjung di Jogja telah membuka banyak peluang potensi bisnis dan juga wisata, tak terkecuali industri ramah-tamah seperti perhotelan. Forriz hotel adalah salah satu bagian yang turut andil dalam merespon potensi bisnis di kota yang juga dikenal dengan kota sejuta kenangan. Dimiliki oleh PT Forriz Sentral Gemilang, hotel yang terletak di Jln. HOS Cokroaminoto No. 60 Pakuncen, Yogyakarta ini hadir memenuhi permintaan pasar industri ramah-tamah di Yogyakarta mulai bulan Juni 2017 silam. Saat itu Forriz hotel melakukan soft opening pada tanggal 26 Juni 2017 guna merespon permintaan pasar pada momentum lebaran di tahun tersebut. Sebagai hotel bisnis dengan peringkat bintang 3+, Forriz hotel memiliki fasilitas sebanyak 116 kamar dengan klasifikasi superior, deluxe dan suite. Untuk mendukung aktivitas bisnis,  disedi