Langsung ke konten utama

SELVIO: Jawab Keinginan Penggemar Selfie

Sudah menjadi trend saat ini untuk membuat foto gift away yang langsung jadi di berbagai event seperti gathering, seminar atau pesta pernikahan. Biasanya studio foto menyediakan satu booth khusus di lokasi acara dengan fotografer dan mesin cetak foto instant. Kini dengan cara yang lebih ekspresif, Selvio hadir untuk menjawab kebutuhan para penggemar acara foto bersama maupun selfie di berbagai kesempatan tanpa harus mengantri di photobooth dan tidak terpatok pada satu background saja.
     Sebagai brand yang mengusung cetak foto instant, Selvio membuat agenda berfoto menjadi lebih mudah. Contohnya hanya dengan cara mengupload foto di suatu acara yang melibatkan Selvio melalui akun Instagram atau Twitter dan memberinya tanda tagar tertentu seperti #SelvioAndFriends maka otomatis foto Anda akan tercetak di kertas maksimal ukuran 4R dengan diberi bingkai overlay sesuai dengan acara yang Anda hadiri, seru bukan?
     Selvio, brand asli Indonesia yang dimiliki oleh PT Adidaya Mediatama yang berkantor di Slipi, Jakarta Barat ini menawarkan dua paket istimewa untuk produk cetak foto instan, yakni untuk corporate event dan juga wedding. Paket khusus untuk acara wedding ini dinamakan Love Bites, jadi sekarang Anda bisa cetak foto selvie Anda yang sedang berpose "duck face" di dekat pelaminan pengantin. Berikut adalah contoh foto-foto yang dicetak secara instan oleh Selvio:


Intip serunya zona Selvio di akun social medianya yaitu @Selvio.Id untuk Instagram dan @HelloSelvio untuk Twitter.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SOCIAL JUDGMENT THEORY OLEH MUZAFER SHERIF

Apa yang muncul dalam benak Anda ketika mendapatkan tawaran kredit 0% dari sebuah produk kartu kredit? Bisa macam – macam, mulai dari muncul pertanyaan “Do I need this?”, nanti kalau terlambat pembayaran bunganya akan membumbung, kok bisa bunga 0%? Ah jadi curiga sama banknya nih, bagus dan menarik (sekedar pernyataan begitu saja) atau malah “Aku mau!”. Dari beberapa frasa tersebut, mana yang menurut Anda paling sesuai dengan diri Anda? Dengan begitu, dapat diketahui mengenai Teori Penilaian Sosial (Social Judgment Theory) yang muncul dari perspektif Anda tentang kredit bunga 0% kartu kredit tersebut. Social Judgment Theory (selanjutnya disebut SJT) dipopulerkan oleh Muzafer Sherif, seorang psikolog yang berasosiasi dengan Oklahoma University (meninggal 16 Oktober 1988). Teori ini berarti sebuah penilaian atau pertimbangan atas pesan yang diterima dengan membandingkannya terhadap isu terkini. EGO LATITUDES: ACCEPTANCE, REJECTION & NON COMMITMENT Ungkapan – ungkapan

Langkah Forriz Hotel, Sejalan Dengan Perkembangan Bisnis di Yogyakarta

Yogyakarta kini, selain masih kental dengan julukan kota pelajar dan budaya juga sudah berkembang menjadi kota bisnis. Majemuk-nya masyarakat yang tinggal maupun berkunjung di Jogja telah membuka banyak peluang potensi bisnis dan juga wisata, tak terkecuali industri ramah-tamah seperti perhotelan. Forriz hotel adalah salah satu bagian yang turut andil dalam merespon potensi bisnis di kota yang juga dikenal dengan kota sejuta kenangan. Dimiliki oleh PT Forriz Sentral Gemilang, hotel yang terletak di Jln. HOS Cokroaminoto No. 60 Pakuncen, Yogyakarta ini hadir memenuhi permintaan pasar industri ramah-tamah di Yogyakarta mulai bulan Juni 2017 silam. Saat itu Forriz hotel melakukan soft opening pada tanggal 26 Juni 2017 guna merespon permintaan pasar pada momentum lebaran di tahun tersebut. Sebagai hotel bisnis dengan peringkat bintang 3+, Forriz hotel memiliki fasilitas sebanyak 116 kamar dengan klasifikasi superior, deluxe dan suite. Untuk mendukung aktivitas bisnis,  disedi

Part of Wregas Bhanuteja "Solitude" - Budi Pekerti

  Wregas Bhanuteja is back with his latest work, the film "Budi Pekerti" or internationally entitled as “Andragogy”. It has been shown in Indonesian cinemas on November 2, 2023. Wregas Bhanuteja acts as director, writer and producer here. In the film "Budi Pekerti", Wregas Bhanuteja raises the complex theme of education and family. This film tells the story of Mrs. Prani (Sha Ine Febriyanti), a counselling teacher who is running for deputy principal at a junior high school. She has a husband who suffers from bipolar disorder due to the pressure of a failed business during the Covid-19 pandemic. Wregas Bhanuteja succeeded in exploring the conflicting issues of social media ethics and mental health. This film also succeeds in presenting complex and relatable characters. Apart from that, Wregas Bhanuteja also succeeded in presenting stunning visuals in this film. This film is set in the city of Yogyakarta, and Wregas Bhanuteja succeeded in capturing the beauty of