Langsung ke konten utama

DELL in The Battle With JASON BOURNE


Serial film Bourne mengeluarkan seri terbarunya akhir Juli 2016 ini bertajuk Jason Bourne. Kisah sang agen rahasia kembali dikulik setelah dia dianggap pemberontak oleh CIA dan berniat menggali informasi tentang masa lalunya. Dukungan teknologi informasi menjadi bagian dari senjata dalam pertarungan Bourne kali ini.

Teknologi informasi yang terintegrasi dalam database, media sosial dan device dikemas dalam intrik yang berkontribusi dalam pertarungan secara fisik yang sengit antara Jason Bourne dengan musuh-musuhnya. Device menjadi properti paling menonjol sebagai representasi teknologi informasi dalam film Jason Bourne dan DELL hadir sebagai device dalam pertarungan di film jason Bourne di ranah digital.

Dalam film ini secara eksplisit ditampilkan antar notebook dan PC dari DELL yang bertarung dalam menjaga serta merebut data yang menjadi sumber masalah bagi Bourne maupun CIA. Tentu saja, selain ketangguhan Bourne dalam bertarung, penonton juga menjadi penasaran akan ketangguhan produk DELL dalam bertarung di dunia digital dalam film ini.

Pemilihan DELL sebagai pendukung dalam Jason Bourne secara mutlak memiliki kesamaan dengan tema serta karakter utama dalam film besutan sutradara Paul Greengrass ini; strict (tegas) secara tampilan, performa yang tangguh dan akses yang cepat. Karakteristik tersebut cocok dengan tokoh film laga seperti Jason Bourne yang lebih mengedepankan penampilan fisik yang kokoh daripada gaya fashion flamboyan seperti James Bond, serta tangguh dan gesit dalam pertarungan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

SOCIAL JUDGMENT THEORY OLEH MUZAFER SHERIF

Apa yang muncul dalam benak Anda ketika mendapatkan tawaran kredit 0% dari sebuah produk kartu kredit? Bisa macam – macam, mulai dari muncul pertanyaan “Do I need this?”, nanti kalau terlambat pembayaran bunganya akan membumbung, kok bisa bunga 0%? Ah jadi curiga sama banknya nih, bagus dan menarik (sekedar pernyataan begitu saja) atau malah “Aku mau!”. Dari beberapa frasa tersebut, mana yang menurut Anda paling sesuai dengan diri Anda? Dengan begitu, dapat diketahui mengenai Teori Penilaian Sosial (Social Judgment Theory) yang muncul dari perspektif Anda tentang kredit bunga 0% kartu kredit tersebut. Social Judgment Theory (selanjutnya disebut SJT) dipopulerkan oleh Muzafer Sherif, seorang psikolog yang berasosiasi dengan Oklahoma University (meninggal 16 Oktober 1988). Teori ini berarti sebuah penilaian atau pertimbangan atas pesan yang diterima dengan membandingkannya terhadap isu terkini. EGO LATITUDES: ACCEPTANCE, REJECTION & NON COMMITMENT Ungkapan – ungkapan

HIPERSEMIOTIKA

Berbicara mengenai hipersemiotika, akan menjadi terasa terlampau jauh apabila belum menguraikan mengenai apa itu semiotika. Dimulai dari Umberto Eco yang mendefinisikan semiotika sebagai sebuah disiplin yang mempelajari segala sesuatu untuk berdusta (lie). Maksud definisi Umberto Eco tersebut adalah “bila sesuatu tidak dapat digunakan untuk mengungkapkan dusta, maka sebaliknya sesuatu tersebut juga tidak dapat digunakan untuk mengungkapkan kebenaran, sehingga pada dasarya tidak dapat digunakan untuk mrngungkapkan apa-apa”. Merujuk pada apa yang dinyatakan Umberto Eco tersebut, dapat disimpulkan bahwa selain sebagai teori kedustaan, semiotika juga menjadi sebuah teori kebenaran.         Sebagai teori kedustaan sekaligus teori kebenaran,  semiotika digunakan untuk mempelajari tanda yang ada dalam segala aspek sosial untuk mengungkap kedustaan atau kebenaran itu sendiri. Hal ini berkorelasi dengan apa yang dijelaskan oleh Ferdinand de Saussure yang menyampaikan bahwa semiotika mer

Cara Bercerita Leonie, Tako & Ruth Lewat Cupcakestory

  Pepatah lama pernah mengatakan “say it with flower!” Tapi sekarang, tiga ibu kreatif bernama Leonie, Ruth dan Tako dapat mengganti pepatah tersebut dengan “say it with cupcake!” Sebab produk cupcake dengan brand Cupcakestory yang mereka kreasikan memang menyajikan kue dalam wadah kecil – cup – yang dihiasi dekorasi penuh cerita sesuai dengan keinginan pemesannya, dikemas secara personal. Lalu, bagaimana usaha unik ini terbentuk dan apa latar belakang ketiga perempuan ini? Berawal dari Leonie, yang berlatar belakang wirausaha coffeeshop dan homestay yang ingin menjadi lebih produktif di masa pandemi. Perempuan bernama lengkap Leonie Maria Christianti ini sebenarnya sudah lebih dari satu dekade berkutat dengan dunia cupcake decorating namun belum pernah dibranding secara lebih serius. Saat pandemi muncul di quarter kedua 2020, Leonie memaksimalkan potensinya dengan mengadakan kelas online mendekorasi cupcake dan masih tanpa brand. Aktivitas yang dikerjakan Leonie membuat dua rekannya