Dengan semakin berkembangnya
potensi karir dan bisnis, hal ini membuat bermunculan berbagai macam pekerjaan
maupun profesi yang belum pernah ada sebelumnya. Sebagai penunjang kompetensi
dalam merespon disrupsi tersebut, tidak heran banyak sekolah tinggi atau
institut yang melakukan inovasi dengan memperluas segmentasi pasar mahasiswanya
dengan menjadikannya sebagai sebuah universitas (swasta). Tentu saja sebagai
universitas, lembaga pendidikan swasta ini akan memiliki beberapa fakultas
dengan jurusan-jurusan yang aplikatif di dunia kerja maupun bisnis. Namun jika
ditinjau dari sisi pemasaran, apakah hal itu sudah dirasa cukup?
Sales Call
Hampir semua universitas swasta
melakukan canvasing ke daerah-daerah untuk menggaet calon mahasiswa baru. Meski
klasik, pendekatan model ini masih menjadi sarana pemasaran yang aplikatif. Untuk
pelaksanaannya di era "new normal", tetap dapat dilakukan dengan membuka
kerjasama dengan sekolah untuk berkomunikasi melalui daring. Setidaknya melalui
metode ini, pihak universitas swasta dapat melihat secara langsung apa yang
dibutuhkan pangsa pasarnya di lapangan, termasuk adanya kenyataan bahwa banyak
lulusan SMA/K di beberapa daerah lebih memutuskan untuk bekerja di pabrik
dengan gaji dua kali atau lebih dari UMR daripada melanjutkan kuliah.
Stakeholders’ Personal Branding
Hal lain yang cukup mudah untuk
menarik minat calon mahasiswa bagi universitas swasta dan mudah dijalankan
adalah menggunakan metode personal branding dari para stakeholder di institusi
tersebut. Personal branding di sini bukan berarti mengiklankan sosok figur yang
dianggap berpengaruh, melainkan mengajak figur-figur di ranah internal
institusi dengan portofolio baik sebagai influencer untuk meyakinkan calon
mahasiswa tentang prospek besar yang akan mereka capai saat bergabung dalam
civitas akademika ini.
Contoh implementasi personal
branding dari stakeholder kampus dalam metode pemasarannya adalah sebagai
berikut: Yang pertama sosok akademisi dan jejaringnya, entah itu petinggi
universitas seperti rektor atau dekan. Saat beliau-beliau ini memiliki
portofolio yang mumpuni tentu akan kredibel di mata jejaring, terutama yang
berada di luar negeri. Potensi ini dapat dijadikan sarana membuka peluang
kerjasama mutual. Yang kedua adalah dengan memanfaatKan The Power of Alumni. Yakni cara alumni untuk mengajak calon mahasiswa
mengikuti jejak success story mereka dengan kuliah di kampus yang sama. Apalagi
jika salah satu dari alumni tersebut memiliki daya relasi yang kuat dengan
audiensnya.
Personal Touch
Jika diibaratkan sebagai bola
yang sukses dijemput, para mahasiwa ini perlu disajikan berbagai metode
pengajaran dan fasilitas kampus yang memenuhi kebutuhan dan jika memungkinkan
sesuai ekspektasi mereka. Dalam situasi pandemik COVID 19, tantangan terbesar
dalam memberikan pengalaman kuliah dengan banyak manfaat adalah dominasi pengajaran secara
online. Dimulai dari jaringan internet yang kurang stabil hingga susahnya
penerapan komunikasi dua arah dalam forum yang besar. Pengayaan metode
pengajaran “new normal” inilah justru yang memegang peranan penting sebagai
bentuk value added dalam fasilitas
kampus swasta. Tidak jarang, banyak dosen yang setelah menjalankan kelas online
dengan kelompok mahasiswa pada perkuliahannya, masih ditambahi dengan
konsultasi privat lanjutan per-mahasiswa demi tercapainya penyampaian materi
yang komprehensif.
Mind-Setting
Satu hal yang layak ditekankan
sebagai strategi pengembangan kampus swasta adalah dengan penguatan mental
mahasiswanya. Hal ini berupa membentuk keyakinan bahwa melanjutkan pendidikan
ke perguruan tinggi negeri atau swasta bukanlah menjadi tolok ukur utama dalam
hal kesuksesan para lulusannya. Setidaknya kita bisa mencontoh profil
Massachusetts Institute of Technologhy (MIT), sebuah universitas swasta di
Amerika Serikat yang pada 2020 ini menduduki peringkat pertama, merajai bidang
studi sains, teknologi, biologi serta ekonomi berdasar QS World University
Rankings, mengalahkan universitas negeri seperti Stanford (2) dan Harvard (3).
Di sekitar kita, tidak dipungkiri
bahwa banyak stakeholder universitas swasta yang berpendapat jika universitas negeri sudah memiliki branding yang kuat, sehingga merekalah yang dicari calon
mahasiswa. Jika para universitas swasta tidak banyak berinovasi untuk merengkuh
dan menjadikan target pasar mahasiswa ini sebagai mitra, tentu bisnis
pendidikan tinggi ini akan susah berkompetisi.
Komentar