Langsung ke konten utama

Knots Robes, Pancarkan Cantiknya Mempelai Wanita Sebelum Bersanding di Pelaminan


Istimewa secara utuh, inilah yang menjadi idaman bagi para calon mempelai wanita di hari pernikahannya. Pandangan tersebut menjadi latar belakang Rebecca Winda, desainer di balik brand Knots Robes. Sebuah produk attire untuk digunakan sebagai jubah (robe) bagi seorang wanita saat sedang menjalani proses rias wajah, terutama di hari pernikahannya.


Sang desainer yang akrab disapa Wind ini kemudian memulai mendesain robe saat beliau akan menikah di tahun 2018. Saat itu penggunaan robe sudah populer di luar negeri, hanya saja di Indonesia, calon mempelai wanita masih cenderung menggunakan kimono batik atau jubah dengan corak standard saat menjalani proses make up. Wind kemudian mendapat ide untuk mendesain robe sesuai dengan karakternya sendiri. Ternyata robe kreasi Wind yang dikenakan untuk pribadi, membuat rekan-rekannya tertarik untuk turut dibuatkan. Iya, mereka yang ingin terlihat menawan di dalam foto ketika sedang menjalani proses rias.

Mulai awal 2019, terbentuklah brand Knots Robes sebagai pionir produk robe di Yogyakarta dengan memunculkan beberapa koleksi awal berkonsep gaya fashion barat yang siap untuk dirental-kan. Meski memiliki latar belakang bisnis, Winda yang antusias terhadap mode, senantiasa berupaya memunculkan inovasi dalam setiap couture rancangannya, terutama dengan memberikan sentuhan modis di bagian lengan dan leher robe kreasinya. Melalui daya cipta Knots Robes yang eksentrik, membuat banyak wanita memesan edisi custom dengan gaya yang mendefinisikan karakter diri sehingga dapat dijadikan sebagai koleksi pribadi.


Setelah melakukan berbagai macam aktivitas pemasaran seperti melalui media sosial, wedding expo dan aktif dalam komunitas serta kolaborasi bersama vendor, segmentasi pengguna Knots Robes mulai meluas. Produk yang sebenarnya memiliki konsep untuk penggunaan dalam kesempatan khusus (specific occasion) ini, sekarang juga digunakan untuk sesi foto maternity maupun prewedding. Konsumen untuk rental ataupun custom dari Knots Robes bahkan sudah meluas dari Sumatra hingga Papua.

Kini koleksi yang dimiliki Knots Robes terdapat lebih dari 50 robes siap rental dan ratusan rancangan custom juga telah dibeli konsumen dengan penuh kepuasan. Walaupun mulai banyak “follower” usaha serupa yang bermunculan, Knots Robes justru makin tertantang untuk berinovasi tanpa henti. Melalui perhitungan yang matang, Wind juga cukup berhasil menjadikan Knots Robes sebagai bisnis yang prospektif dan minim risiko.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

SOCIAL JUDGMENT THEORY OLEH MUZAFER SHERIF

Apa yang muncul dalam benak Anda ketika mendapatkan tawaran kredit 0% dari sebuah produk kartu kredit? Bisa macam – macam, mulai dari muncul pertanyaan “Do I need this?”, nanti kalau terlambat pembayaran bunganya akan membumbung, kok bisa bunga 0%? Ah jadi curiga sama banknya nih, bagus dan menarik (sekedar pernyataan begitu saja) atau malah “Aku mau!”. Dari beberapa frasa tersebut, mana yang menurut Anda paling sesuai dengan diri Anda? Dengan begitu, dapat diketahui mengenai Teori Penilaian Sosial (Social Judgment Theory) yang muncul dari perspektif Anda tentang kredit bunga 0% kartu kredit tersebut. Social Judgment Theory (selanjutnya disebut SJT) dipopulerkan oleh Muzafer Sherif, seorang psikolog yang berasosiasi dengan Oklahoma University (meninggal 16 Oktober 1988). Teori ini berarti sebuah penilaian atau pertimbangan atas pesan yang diterima dengan membandingkannya terhadap isu terkini. EGO LATITUDES: ACCEPTANCE, REJECTION & NON COMMITMENT Ungkapan – ungkapan

HIPERSEMIOTIKA

Berbicara mengenai hipersemiotika, akan menjadi terasa terlampau jauh apabila belum menguraikan mengenai apa itu semiotika. Dimulai dari Umberto Eco yang mendefinisikan semiotika sebagai sebuah disiplin yang mempelajari segala sesuatu untuk berdusta (lie). Maksud definisi Umberto Eco tersebut adalah “bila sesuatu tidak dapat digunakan untuk mengungkapkan dusta, maka sebaliknya sesuatu tersebut juga tidak dapat digunakan untuk mengungkapkan kebenaran, sehingga pada dasarya tidak dapat digunakan untuk mrngungkapkan apa-apa”. Merujuk pada apa yang dinyatakan Umberto Eco tersebut, dapat disimpulkan bahwa selain sebagai teori kedustaan, semiotika juga menjadi sebuah teori kebenaran.         Sebagai teori kedustaan sekaligus teori kebenaran,  semiotika digunakan untuk mempelajari tanda yang ada dalam segala aspek sosial untuk mengungkap kedustaan atau kebenaran itu sendiri. Hal ini berkorelasi dengan apa yang dijelaskan oleh Ferdinand de Saussure yang menyampaikan bahwa semiotika mer

Cara Bercerita Leonie, Tako & Ruth Lewat Cupcakestory

  Pepatah lama pernah mengatakan “say it with flower!” Tapi sekarang, tiga ibu kreatif bernama Leonie, Ruth dan Tako dapat mengganti pepatah tersebut dengan “say it with cupcake!” Sebab produk cupcake dengan brand Cupcakestory yang mereka kreasikan memang menyajikan kue dalam wadah kecil – cup – yang dihiasi dekorasi penuh cerita sesuai dengan keinginan pemesannya, dikemas secara personal. Lalu, bagaimana usaha unik ini terbentuk dan apa latar belakang ketiga perempuan ini? Berawal dari Leonie, yang berlatar belakang wirausaha coffeeshop dan homestay yang ingin menjadi lebih produktif di masa pandemi. Perempuan bernama lengkap Leonie Maria Christianti ini sebenarnya sudah lebih dari satu dekade berkutat dengan dunia cupcake decorating namun belum pernah dibranding secara lebih serius. Saat pandemi muncul di quarter kedua 2020, Leonie memaksimalkan potensinya dengan mengadakan kelas online mendekorasi cupcake dan masih tanpa brand. Aktivitas yang dikerjakan Leonie membuat dua rekannya